Arya Sinulingga: Sejak 2019-2021, Pemerintah Tutup 71 BUMN

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVAnews.

VIVA – Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian BUMN tak segan menutup perusahaan BUMN yang tidak bisa lagi dipertahankan. 

IDSurvey: BUMN Perlu Adaptif Hadapi Gejolak Ekonomi yang Tidak Stabil

Arya mengatakan, saat ini Kementerian BUMN tidak lagi menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk menutupi kerugian di suatu perusahaan BUMN.

"Garuda misalnya kalau memang nggak bisa lagi, ya udah kita berhentikan jangan gara-gara kita sentimentil dan sebagainya kita akhirnya, ya udah masuk kan lagi APBN ke dalam. Jangan. Setop hal-hal yang begitu makanya kami sekarang bisa dikatakan setiap PMN itu sudah tidak ada lagi yang menutupi kerugian. Tetapi kalau penugasan itu kita minta setiap penugasan negara kita minta PMN," kata Arya dalam acara Indonesia Lawyers Club,  di YouTube, Jumat, 29 Oktober 2021.

Kepemimpinan Perempuan di BUMN dan Cara BKI Lanjutkan Semangat Kartini

Selama dua tahun terakhir, atau sejak Pemerintahan Jokowi di periode kedua yakni di tahun 2019, Arya mengatakan, Pemerintah telah menutup sebanyak 71 BUMN. Kemudian sampai saat ini juga masih ada 29 BUMN yang ditargetkan untuk ditutup.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga (kiri).

Photo :
  • VIVA.co.id/ Eduward Ambarita
Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

"Sekarang kondisinya sejak 2019-2021 kami sudah menutup 71 BUMN termasuk anaknya, termasuk cucunya, termasuk cicitnya dan sekarang kita targetkan lagi 29 BUMN termasuk cucunya, termasuk anaknya, termasuk cicitnya akan kita tutup," kata Arya

Dia juga mengatakan, dari 141 BUMN, saat ini hanya tersisa 41 BUMN. Menurut Arya, apa yang dilakukan ini adalah langkah-langkah untuk melakukan efisiensi di Kementerian BUMN.

"Yang selama ini tidak jelas BUMN yang bersaing antar dia sendiri kita satukan. Ini adalah langkah-langkah aksi korporasi yang kita buat makanya langkah-langkahnya semakin kencang. Ultra mikro kita gabungkan BRI dan sebagainya itu untuk memacu ada 30 juta lebih ultra mikro yang saat ini tidak ter-cover oleh yang namanya lembaga finance sekarang di-cover," ujarnya.

Arya menambahkan, "Jadi kalau kita lihat ada optimisme yang dilihat dari kondisi yang ada dibandingkan dengan negara lain, negara kita saat ini lebih baik secara ekonomi," ujarnya.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya