Forum B-20 IAC, Anindya Bakrie: Kesehatan Jadi Inti Pemulihan Global

Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia Anindya Bakrie.
Sumber :
  • Tangkapan layar.

VIVA – Dalam forum B20 International Advocacy Caucus (IAC) First Meeting yang digelar pada Kamis 7 April 2022, Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia sekaligus CEO dan Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya Bakrie, menegaskan bahwa saat ini ada lebih dari enam juta kasus tercatat, dan 155 ribu kematian akibat COVID-19 di Indonesia.

Presiden WAML dan Menkumham Bertemu, Bahas Hak Kesehatan Narapidana

"Indonesia telah membuat kemajuan luar biasa dalam memerangi COVID-19, di mana hampir 80 persen penduduknya telah divaksinasi lengkap," kata Anindya, Kamis 7 April 2022.

Guna mendukung upaya penanganan lebih lanjut, Anindya menegaskan bahwa dibutuhkan perluasan pencegahan secara global dan perawatan primer. Untuk membangun ketahanan dan kesiapsiagaan global terhadap pandemi di masa depan.

5 Risiko Menakutkan yang Tersembunyi di Balik Jenggot dan Kumis Kasar yang Tidak Terawat

Sebab, COVID-19 ini menurutnya telah mengungkap ketidakadilan yang luas antara negara-negara utara dan selatan secara global. Terutama dalam hal seperti kapasitas untuk mengembangkan, memproduksi, dan menyebarkan vaksin serta terapi pengobatan.

Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia Anindya Bakrie.

Photo :
  • istimewa.
Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dan Pencernaan Lancar dengan Buah Delima

"Kesiapsiagaan pandemi di masa depan juga bergantung pada kemampuan untuk memantau dan mendeteksi varian dan patogen baru, untuk memungkinkan respons yang lebih baik seperti melalui teknologi pengurutan genom," ujarnya.

Selain itu, dalam mengatasi masalah ini juga diperlukan upaya-upaya sejenis untuk memerangi banyak penyakit lain yang diderita jutaan orang, seperti misalnya TBC dan demam berdarah.  Di Indonesia, ada sekitar 500.000 kasus baru TB setiap tahun dan 175.000 kematian yang disebabkan.

Karenanya, sebagai perwakilan Indonesia di IAC, Anindya mengaku percaya bahwa Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam mengatasi ketidaksetaraan ini, dengan memperluas kapasitas melalui hub ilmu pengetahuan baru di wilayah bumi bagian selatan untuk melengkapi hub yang ada di utara.

"Tentu saja, untuk mencapainya diperlukan pendanaan, teknologi, dan sumber daya manusia, yang membutuhkan kerja sama dan solidaritas internasional, serta kontribusi dari komunitas bisnis global," kata Anindya.

Oleh karena itu, lanjut Anindya, dalam upaya meningkatkan ambisi untuk tindakan kesehatan global, Kepresidenan G20 Indonesia tahun ini harus dikenang sebagai kesempatan fantastis untuk melahirkan warisan, di mana setiap orang dapat memperoleh manfaat dari pusat kesehatan dan ilmu pengetahuan global.

"Karena kesehatan global adalah inti dari pemulihan global, dan ketika kita pulih bersama, kita akan pulih lebih kuat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya