Badai PHK Landa Startup, Ekonom Ungkap 3 Sektor yang Menjanjikan

Startup.
Sumber :
  • GPG International

VIVA – Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan, masih terdapat tiga sektor startup yang masih menjanjikan keuntungan di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan startup.

Perlindungan Konsumen Punya Dampak Positif ke Kinerja Keuangan Bank, Begini Penjelasannya

Karena saat ini PHK karyawan banyak terjadi di perusahaan rintisan atau startup sebut saja LinkAja, Zenius, dan Line Indonesia. Penyebab PHK disebut-sebut karena kondisi makro ekonomi yang memburuk beberapa dekade terakhir. Selain itu bakar uang juga diduga penyebab startup melakukan PHK.

Bhima menjelaskan dari ketiga sektor tersebut, pertama adalah sektor jasa keuangan digital. Itu karena pinjaman digital baik Paylater maupun fintech peer to peer (P2P), menawarkan bunga yang tinggi dibandingkan rata-rata pinjaman perbankan.

KPU Penuhi Hanya Dua dari Enam Permohonan ICW terkait Transparansi Sirekap

Baca juga: Ganggu Ekonomi, Penanganan PMK Dilakukan Sama Seperti COVID-19

“Maka mereka cenderung mendapatkan keuntungan secara lebih cepat bahkan tanpa promo dan iming-iming diskon berlebihan. Juga di sektor pembayaran digital atau e-wallet itu, karena memang kebutuhan masyarakat atau untuk transaksi secara digitalnya cukup tinggi,” ujar Bhima saat dihubungi VIVA, Kamis 9 Juni 2022.

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub bersama Xendit Gelar DNA VC Startup Connect

Pada e-wallet katanya, transaksi yang dilakukan cukup tinggi misalnya pada transportasi umum, pembayaran makanan dan minuman, restoran, dan tempat rekreasi. Sehingga pembayaran digital masih tetap bertahan dan berkembang.

Adapun untuk sektor kedua Bhima mengatakan pertanian atau agritech, karena sektor ini berkaitan langsung dengan kebutuhan pangan masyarakat. Maka dari itu masih banyak investor yang melakukan injeksi pendanaan secara besar-besaran.

“Khususnya ke startup peternakan, perikanan karena banyak juga startup di agritech bentuknya adalah bisnis ke bisnis. Sehingga kalau bisnis ke bisnis cenderung lebih dibutuhkan oleh pelaku usaha misalnya startup yang ada di sektor perikanan,” jelasnya.

Startup.

Photo :
  • Mime Asia

“Itu kan mereka menyasar kepada petambak udang, perikanan tangkap dengan sensor sehingga mereka cenderung dibutuhkan juga dalam jangka panjang. Jadi tanpa cashback dan promo tetap akan terjadi kenaikan pendapatan,” lanjutnya.

Sementara untuk yang ketiga, Bhima menuturkan yaitu bisnis solution ataupun ekosistem pendukung dari perusahaan. Contohnya SaaS cloud computing, dan data center, keduanya akan tetap dibutuhkan sebagai solusi bisnis perusahaan konvensional yang ingin bertransformasi ke digital.

“Maupun perusahaan digital yang eksisting, dan juga pelaku usaha UMKM sehingga mereka ini memiliki kesempatan untuk terus berkembang sejalan dengan ekosistem digital yang semakin kompleks. Terutama juga perusahaan konvensional yang saat ini yang ingin masuk ke dalam pasar digital,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya