Rupiah Pagi Ini Perkasa ke Level Rp14.904 per Dolar AS

Petugas menghitung uang dolar AS di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Kamis pagi 4 Agustus 2022. Terpantau pukul 09.09 WIB rupiah menguat sebesar 7 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.904 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp14.911 per dolar AS.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp14.917 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka, Ibrahim menyebutkan saat ini lebih dari 30 negara terjebak utang hingga di atas 100 persen. Hal itu diakibatkan oleh gejolak ekonomi yang telah mengakibatkan beberapa negara berkembang mulai meningkatkan utangnya terlebih akibat pandemi COVID-19.

Trade Minister: No Need to Worry about Weakening of Rupiah

Baca juga: IHSG Dibayangi Krisis Global, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

"Hal tersebut juga diperparah dengan kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat (AS) yang beberapa waktu lalu sempat naik lagi ke 75 basis poin. Sehingga potensi untuk membayar negara berkembang jadi terkendala," kata Ibrahim dalam riset harian, Kamis 4 Agustus 2022.

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Ibrahim melanjutkan, dari pandemi COVID-19 juga turut menjadikan adanya disrupsi di rantai pasok global terutama dalam pangan dan energi. Dan kemudian diperparah dengan meletusnya perang antara Rusia dan Ukraina yang sampai saat ini masih berlangsung

"Risiko yang akan terjadi dan dihadapi oleh dunia saat ini, adalah 5C yaitu COVID-19, Conflict, Climate Change (perubahan iklim), Commodity Price (harga komoditas), dan Cost of Living (biaya hidup/inflasi)," jelasnya.

Ilustrasi rupiah melemah.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Sementara dari hal ini, Ibrahim mengatakan untuk perekonomian domestik diperkirakan masih menguat, sejalan dengan beberapa indikator ekonomi yang masih positif. Baik dari sektor keuangan, moneter, pasar tenaga kerja, dan industri.

Selain itu, investasi dan ekspor diperkirakan tetap kuat hingga akhir tahun. Di mana itu akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.900-Rp14.950," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya