Minta Aset Negara Dimanfaatkan, Sri Mulyani: Jangan Jadi Tempat Tuyul

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Anugerah Reksa Bandha.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta kepada penerima hibah infrastruktur untuk memanfaatkan aset negara agar tidak menjadi rumah tuyul.

Sri Mulyani Buka Suara soal Harga Sepatu Rp 10 Juta Kena Pajak Rp 31 Juta

Sri Mulyani mengatakan, Kementerian PUPR merupakan kementerian yang banyak memberikan hibah kepada masyarakat seperti kampus, dan panti sosial. Di mana dana tersebut digunakan melalui pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), hingga utang.

"Barang-barang yang dibangun oleh dan dengan uang negara itu bagian dari aset negara. Namun karena dihibahkan tidak di dalam buku kita kembali," kata Sri Mulyani dalam acara  Anugerah Reksa Bandha di Kantor Kementerian Keuangan, Rabu 23 November 2022.

Sri Mulyani Buka Suara soal Warga Beli Sepatu Rp10 Juta, Kena Pajak Rp31 Juta

Baca juga: SKK Migas Ungkap Industri Hulu Migas RI Butuh Investasi US$179 Miliar

Ani begitu sapaan akrabnya mengungkapkan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono hampir setiap minggu selalu memberikan hibah aset negara hingga ratusan miliar.

Sri Mulyani Ungkap Mood dan Fokus Para Pembuat Kebijakan Keuangan Global Lagi Begini

"Pak Bas itu luar biasa, hampir setiap minggu bisa memberikan hibah. Dan hibahnya nggak kaleng-kaleng itu puluhan miliar kadang-kadang bahkan ratusan miliar, yang kalau di atas Rp 100 miliar minta izin kepada Presiden," ujarnya.

Adapun dengan hibah aset tersebut dia meminta, agar aset itu untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebab jika aset yang telah diperoleh tidak dimanfaatkan nilai aset akan menjadi turun.

"Aset itu sudah didapat kemudian dia tidur, tidak ada gunanya banyak sekali. Selain kita rugi karena membangun habis membangun kita rugi karena harus memelihara, dan kita memelihara kemudian nilainya juga makin turun dan juga tidak menghasilkan apa-apa, banyak sekali ruginya," jelasnya.

Menteri Basuki dan Menteri Sri Mulyani kunjungi proyek IKN.

Photo :
  • Istimewa.

Ani membeberkan, banyak penerima hibah yang tidak mengelola aset atau barang milik negara (BMN) dengan maksimal. Sehingga katanya, banyak bangunan yang kosong hingga menjadi rumah tuyul.

"Sering karena kita anggap ini milik negara terus kita tidak urus banyak, ada kapling tanah, ada kantor yang letaknya di tempat strategis tapi dia cuman dipakai untuk gudang. Bahkan dia sudah kosong tempatnya, suwung, tuyul hidup di situ," ujarnya.

Maka dengan itu tekan Ani, dalam membangun aset negara jangan hanya sekedar membangun. Tetapi harus dilakukan dengan perencanaan yang baik.

"Makanya kalau kita mau membangun aset memang perlu dengan perencanaan yang baik. Jangan meminta anggaran asal dapet aset itu sesudah selesai proyeknya itu selesai," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya