Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ungkap Kerugian yang Diderita Akibat Pakaian Impor Bekas

Pameran industri TPT.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVA Bisnis – Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia menyambut baik inisiatif Pemerintah untuk tegas melarang impor baju bekas. Sebab, praktik tersebut sangat menghantam industri ini.

Penyebab Kapasitas Mesin Motor MotoGP Turun Jadi 850 cc dan Bensin Dikurangi

Dia mengungkapkan, Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) adalah industri padat karya. Di mana tenaga kerja perlu dibayar rutin sementara penghasilan berdasarkan rata-rata hanya 60 persen.

Hal itu ditegaskan Jeremy dalam Pameran industri TPT terlengkap bertaraf internasional Indo Intertex – Inatex 2023. Pameran itu digelar mulai 29 Maret lalu hingga hari ini.

Bea Cukai Jayapura Sita Amunisi di Perbatasan Indonesia-PNG

“Artinya produktivitas tidak mencakup kebutuhan untuk memenuhi biaya operasional. Sehingga saat ini Sektor TPT sangat berharap sekali bantuan pemerintah dalam hal ini untuk mengatasi salah satunya import baju bekas yang makin marak,” jelas Jemmy, dikutip Jumat, 31 Maret 2023.

Pameran tekstil.

Photo :
  • Dokumentasi PT Peraga Expo.
Manfaatkan KITE, PT Sukses Komerindo Lepas Ekspor Perdana Sarung Tangan ke Australia

Dia menegaskan, keberadaan produk thrifting sangat mengganggu perkembangan produk dalam negeri. Biaya yang mereka keluarkan minim dibanding jika harus produksi sendiri seperti pengusaha.

“Namun mereka bisa menggaet pasar karna biaya rendah dan tentu merugikan pasar negeri sendiri, tegasnya.

Terkait dengan pameran tersebut, ada Lebih dari 500 perusahaan dari 18 negara Asia dan Eropa hadir menampilkan produk dan inovasi terknologi terbaru. Dari mesin tekstil dan garmen, bahan baku, mesin digital printing, kimia tekstil, aksesoris serta produk tekstil lainnya.

“Sebagai akselerator bisnis untuk industri TPT dan fashion nasional, Indo Intertaex – Inatex 2023 mempertemukan seluruh profesional di industri tekstil dan fashion yang ingin saling berkolaborasi, berbagi ilmu, dan mengembangkan bisnis mereka bersama, serta menyajikan hasil penelitian mereka mengenai perkembangan teknologi dan material termutakhir,” ujar Paul Kingsen, Project Director Peraga Expo selaku penyelenggara pameran.

Peraga Expo telah mengembangkan teknologi platform interaktif online guna mempertemukan para exhibitor dan pengunjung menggunakan aplikasi Texmatch. Melalui aplikasi ini memungkinkan mereka berinteraksi secara langsung, sebelum dan sesudah acara sekaligus membuka peluang baru. Peraga Expo tidak menetapkan target transaksi selama pameran berlangsung mengingat Indo Intertex – Inatex bersifat business to business (B2B).

Bahaya Pakaian Bekas Impor

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

Namun melihat kesuksesan tahun lalu, dengan segala pemberlakuan pembatasan kegiatan sehubungan dengan pandemi, Indo Intertex 2022 mampu mencatat total transaksi sebesar US$ 75 juta yang perhitungannya dilakukan secara tidak resmi.

“Dilihat dari tipe mesin di tahun ini, kelihatannya bisa tumbuh 10 persen jadi sekitar US$ 82,5 juta,” jelas Paul Kingsen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya