Bos BI Proyeksikan Komponen Inflasi Ini Turun Setelah Agustus 2023

Ilustrasi harga tiket pesawat pendorong inflasi.
Sumber :
  • Viva.co.id/ Sherly (Tangerang)

Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi administered price atau harga yang diatur Pemerintah akan turun setelah bulan Agustus 2023. Hal itu seiring dengan hilangnya base efek yang terjadi pada 2022 akibat dari ketidakpastian global.

Kontroversi Penetapan Kurikulum Merdeka Menjadi Kurikulum Nasional

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pada Juli 2023 untuk inflasi kelompok administered prices turun menjadi 8,42 persen secara year on year (yoy), dari perkembangan bulan sebelumnya sebesar 9,21 persen yoy.

"Bank Indonesia meyakini setelah bulan ini, setelah base efek administered prices itu hilang inflasi administered price akan rendah," kata Perry dalam konferensi pers Kamis, 24 Agustus 2023.

Sepeda Elektrik Diprediksi Makin Populer di Indonesia

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Gubernur.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Perry menuturkan, untuk inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2023 tercatat rendah sebesar 3,08 persen yoy. Angka itu menurun dari inflasi Juni 2023 sebesar 3,52 persen yoy.

Pemerintah Bidik Penjualan Mobil Listrik Capai 50 Ribu Unit

"Penurunan inflasi terjadi di seluruh kelompok. Inflasi inti turun menjadi 2,43 persen yoy, dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,58 persen yoy. Sejalan dengan permintaan yang terkelola, ekspektasi inflasi yang terjaga, serta imported inflation yang rendah," jelas dia.

Ilustrasi grafik inflasi Indonesia

Photo :
  • vstory

Perry menyatakan, rendahnya inflasi pada semua komponen dan inflasi IHK merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter. Serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat dan Daerah.

"Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya