Ekonomi 2023 Diproyeksi Tumbuh di Atas 5 Persen, Bos BI: Sumbernya karena Milenial Semakin Kaya

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 tumbuh 5,15 persen, dan keseluruhan tahun tumbuh di atas 5 persen. Pertumbuhan itu didorong oleh konsumsi masyarakat, salah satunya para milenial yang semakin kaya.

Diskusi dengan Pebisnis di London, Airlangga Pastikan Stabilitas Ekonomi RI Usai Pemilu 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ekonomi RI termasuk ekonomi yang tumbuh tinggi di dunia. Sebab, pada kuartal II-2023 ekonomi RI tercatat tumbuh 5,17 persen.

"Kuartal III-2023 diperkirakan 5,15, keseluruhan tahun sedikit di atas 5 persen kisaran 4,7-5,5 persen. Dari mana sumber pertumbuhan? Domestik khususnya dari konsumsi para milenial kita itu semakin kaya," kata Perry dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR RI Selasa, 29 Agustus 2023.

Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Sri Mulyani Pastikan Kesejahteraan Rakyat Terjaga

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Perry menuturkan, untuk pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal III berasal dari perdagangan, logistik, akomodasi makanan minuman, dan sektor jasa keuangan.

Forum Bank Sentral Asia Timur, BI Pamer Ekonomi RI Kuat di Tengah Ketidakpastian

"Sektor jasa itu Indonesia sudah 45 persen dari pertumbuhan ekonomi kita, sehingga ini menjadi daya dorong ekonomi kita. Itu kelihatan bagaimana berbagai indikator tetap baik, ekspektasi penghasilan tetap kuat, penjualan eceran retail itu tetap baik, dan juga PMI," ujarnya.

Perry melanjutkan, inflasi RI juga termasuk yang terendah di dunia. Pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen, yang mana itu dorong oleh kebijakan moneter melalui stabilitas nilai tukar rupiah hingga pengendalian inflasi baik di pusat maupun di daerah.

"Sehingga inflasi akhir tahun ini kemungkinan bisa sekitar 3 persen, bahkan lebih rendah 2,9 persen. Sehingga kami perkirakan inflasi dalam batas sasaran kita 3 persen plus minus 1 persen," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya