LPS Sebut Tabungan di Bawah Rp 100 Juta Bakal Tumbuh di Tahun Politik

Ilustrasi logo parpol peserta Pemilu 2024.
Sumber :
  • Dok. VIVA

Bandung – Indonesia memasuki tahun politik, di mana kontestasi pilpres akan dilakukan pada Februari 2024 mendatang. Direktur Grup Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman menyebut simpanan masyarakat di bank dengan nominal di bawah Rp 100 juta berpotensi tumbuh. Herman menegaskan bahwa pertumbuhan itu terlihat dalam setiap tahun politik.

Oposisi Akan Jadi Minoritas dan Kandidatnya Hanya PKS-PDIP, Menurut Peneliti Senior BRIN

"Biasanya kalau pada saat tahun politik pasti akan bergairah karena orang mendapat order cetak kaos, bendera, dan topi misalnya menjadi lebih banyak. Jadi biasanya akan terbantu," ujar Herman dalam paparannya saat Workshop LPS di Bandung, Kamis, 9 Desember 2023.

Direktur Grup Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman.

Photo :
  • VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham.
Rocky Gerung Minta Anies Jangan Nyagub Lagi: Itu Lebih Bermutu, Ngerti Etika Politik

Herman menegaskan bahwa tren peningkatan tabungan di bawah Rp 100 juta itu meningkat karena banyak pihak yang menerima bantuan. Maka itu, pertumbuhan tabungan akan terlihat.

"Kita tidak usah menggeneralisir apakah simpanan akan tumbuh atau bagaimana pada saat tahun politik, tapi kita bisa melihat polanya bahwa di tahun politik biasanya masyarakat menengah bawah akan lebih terbantu dengan pendapatan-pendapatan tambahan," jelasnya.

Kantor LPS Bakal Hadir di Medan, Diresmikan 3 Mei 2024

Herman menjelaskan saat memasuki masa kampanye biasanya bakal berdampak kepada bertambahnya mobilisasi atau aktivitas. Selain itu, kata dia, konsumsi bisa terjadi peningkatan dan akan berdampak kepada masyarakat karena kondisi ekonomi yang positif.  

"Seperti pengemudi Gojek dan Grab misalnya orang berkampanye orang lebih banyak bergerak. Artinya, jawabannya adalah mau tahun politik atau tidak, kalau ekonominya bagus maka simpanan masyarakat di bawah Rp 100 juta ini tidak akan merosot ke bawah," katanya.

Di sisi lain, kata Herman, jika tabungan di bawah Rp 100 juta merosot, pemerintah akan terus memantau serta memberikan bantuan. Sebab, jika masyarakat ekonomi bawah mengalami kesulitan daya beli maka perlu diantisipasi.

"Contohnya adalah pada saat komponen inflasi bergerak atau switching dari makanan ke tembakau di mana makanan dan tembakau komponen konsumsi yang paling krusial di masyarakat ekonomi bawah, pemerintah harus memberikan BLT," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya