Gubernur BI Sebut Transaksi di E-Commerce Bisa Tekan Inflasi, Begini Penjelasannya

Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan, transaksi perdagangan elektronik atau e-commerce dapat menekan inflasi. Hal ini karena adanya kompetisi harga di e-commerce dan dominasi penduduk RI merupakan generasi Milenial.

Rupiah Kembali Anjlok ke Level Rp 16.234 per Dolar AS

“Kemudahan transaksi yang dialami platform digital, terdapat kompetisi harga. Kompetisi harga ini yang terus menurunkan inflasi. Khususnya inflasi inti,” ujar Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Rabu, 17 Januari 2024.

Perry mengatakan, pihaknya akan terus melakukan perluasan transaksi digital untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebab, saat ini mayoritas masyarakat RI telah melek teknologi.

Aturan Impor Produk Elektronik Buka Peluang Industri Lokal Jadi Raja di Negeri Sendiri

“Sekarang 70 persen penduduk Indonesia adalah milenial. Jika tiap tahun naik 2 persen dan dalam 5 tahun ke depan mayoritas penduduk milenial. Kami terus mendorong transaksi digitalisasi sistem pembayaran untuk memfasilitasi para masyarakat milenial dan transaksi ekonomi dan keuangan tapi juga tetap cepat dan sesuai kaidah prinsip-prinsip perlindungan konsumen,” jelas Perry.

E-commerce.

Photo :
  • Unsplash
Sri Mulyani Pede Inflasi Melandai di Kuartal-II 2024 Seiring Turunnya Harga Beras

Adapun transaksi e-commerce selama 2023 tercatat mencapai Rp 453,75 triliun dengan volume 3,71 miliar. Kemudian, nilai transaksi digital banking tercatat Rp 58.478,24 triliun atau tumbuh sebesar 13,48 persen yoy.

Sementara nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 43,45 persen yoy, sehingga mencapai Rp 835,84 triliun. Nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 130,01 persen yoy dan mencapai Rp 229,96 triliun, dengan jumlah pengguna 45,78 juta dan jumlah merchant 30,41 juta yang sebagian besar merupakan UMKM.

Lalu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mencapai Rp 8.178,69 triliun atau turun sebesar 0,81 persen yoy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya