Target InJourney Airports Jadi Operator Bandara Terbesar Kedua di Dunia

Jajaran Direksi Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports, dalam 'Media Gathering: Kupas Tuntas Bersama InJourney Airports' di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa, 2 April 2024.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta – Direktur Utama Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan, penggabungan PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports, merupakan salah satu terobosan besar dalam sektor industri aviasi.

Sukanto Tanoto Disiapkan Lahan Investasi di IKN, Initip Gurita Bisnisnya

Bahkan, penggabungan AP I dan AP II menjadi Angkasa Pura Indonesia ini, telah membuat valuasinya menduduki posisi kelima terbesar di dunia.

"Kalau kita lihat dari valuasinya, penggabungan AP I dan AP II itu bisa menjadi perusahaan dengan valuasi terbesar kelima di dunia," kata Faik dalam 'Media Gathering: Kupas Tuntas Bersama InJourney Airports' di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa, 2 April 2024.

VKTR Cetak Pendapatan Rp 205 Miliar Kuartal I-2024

Proses pemeriksaan dokumen keimigrasian di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang

Photo :
  • VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)

Dengan menduduki posisi kelima valuasi terbesar di dunia, Faik pun menargetkan untuk mendongkrak hal tersebut agar bisa menduduki posisi kedua pada tahun 2045. Sekaligus menjadi operator bandara terbesar, dengan potensi valuasi mencapai US$8 miliar pada 2045 berdasarkan trafik penumpang.

Codeblu Belum Bayar Utang Rp500 Juta, Aline Adita Ancam Bakal Sita Asetnya

"Kita menargetkan nanti akan menjadi yang terbesar kedua di dunia (dari segi valuasi)," ujarnya.

Faik menegaskan bahwa hal tersebut merupakan satu kekuatan yang luar biasa. Sehingga, Angkasa Pura Indonesia seharusnya sudah berfikir dengan skala yang lebih global lagi, tentang bagaimana bersaing secara lebih signifikan di level internasional.

"Jadi kita tidak lagi bermain sebagai jago kandang, tapi bagaimana kita bisa menempatkan posisi kita di level tersebut dengan sangat baik," kata Faik.

Tak hanya soal capaian besarnya valuasi, Faik menegaskan bahwa posisi tersebut juga mengharuskan Angkasa Pura Indonesia untuk menguatkan aspek finansialnya. Dia mengaku, secara finansial pihaknya sudah banyak belajar dari kondisi pada saat pandemi COVID-19.

Dimana, lanjut Faik, pandemi tersebut telah menjadi alat transformasi yang luar biasa, bagi Angkasa Pura Indonesia sebagai pengawas bandara. Sehingga, banyak model-model baru dalam pengelolaan bisnis yang akan diterapkan, termasuk me-review ulang model pengelola finansial.

"Kemudian kita juga melakukan simulasi bisnis proses, untuk penyeragaman keseluruhan proses bisnis yang ada di bandara. Jadi kalau selama ini AP I dan AP II punya standar sendiri, nanti ini akan kita lakukan standarisasi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya