PLN Indonesia Power Kebut Pembangunan PLTS 500 MW dari Proyek Hijaunesia

PLTS PLN Indonesia Power [dok. PLN Indonesia Power]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) mencanangkan proyek Hijaunesia 2023 sebagai inisiatif Subholding Kelistrikan untuk transisi energi dan mendukung capaian target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

PLN IP Targetkan Perdagangan Karbon Naik 2 Kali Lipat dari 2,4 Juta Ton CO2 di 2023

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra meyakini, aksi korporasi pengembangan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) tersebut diminati oleh para investor.

Dia mengatakan, dalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.

Waktu Pendaftaran Mahasiswa Baru Institut Teknologi PLN Tahun 2024/2025 Diperpanjang

"Melalui inisiatif ini, kita genjot pengembangan EBT yang telah tercantum dalam RUPTL 2021-2030, dengan kapasitas total mencapai 1.055 MW," kata Edwin dalam keterangannya, Jumat, 5 April 2024.

PLTS yang digarap PLN Indonesia Power. (foto ilustrasi)

Photo :
  • Dok. PLN IP
PLN Sebut Tak Semua Tiang Listrik Bisa Dijadikan SPKLU Kendaraan Listrik, Ini Alasannya

Dia melanjutkan, PLN IP akan mengakselerasi pembangunan PLTS yang ada di 5 lokasi, dengan total kapasistas 500 MW, dan target proses pembangunan hingga Commercial Operation Date (COD) lebih cepat dari yang pernah dilakukan.

"Pembangunan pembangkit tersebut dengan proses paralel antara lain pra-seleksi mitra termasuk kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan," ujar Edwin.

Pembangunan PLTS pun diminati oleh para calon mitra dan kontraktor EPC dari berbagai negara. Saat ini, total ada 33 Peserta (bidder) yang lulus tahap Request for Quotation (RFQ), sementara prosesnya telah memasuki tahapan evaluasi sampul 1. "Para calon mitra yang berminat atas pengembangan proyek PLTS 500 MW ini berasal dari dalam negeri hingga Eropa, ini menandakan proyek EBT kami menarik," kata Edwin.

Menurutnya, meski calon mitra tersebut berasal dari dalam negeri, PLN IP tetap menitikberatkan pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sesuai regulasi yang berlaku. Sehingga, proyek yang dilaksanakan PLN dapat menciptakan multiplier effect bagi industri dalam negeri.

"Hijaunesia 2023 sebagai demand creation untuk membuka pasar investasi manufaktur solar PV dalam rangka unlock isu TKDN 60 persen," ujarnya.

Diketahui, proyek Hijaunesia 2023 juga sekaligus bentuk komitmen dan implementasi PLN melalui PLN Indonesia Power, dalam aspek Environmental, Social and Governance (ESG). Hingga tahun 2028, PLN Indonesia Power menargetkan pengembangan pembangkit EBT hingga 2,78 GW, yang berkontribusi pada pengurangan emisi CO2 sebesar 2 juta ton.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya