Proyek-proyek Besar RI yang Dikebut

Konstruksi beton jalan layang Casablanca
Sumber :
  • Dokumen Dinas PU DKI

VIVAnews - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan investasi infrastuktur Indonesia sejak tahun 1998 hingga saat ini masih tergolong rendah yaitu hanya sekitar empat persen.

Bungkam Irma Nasdem, Refly: Harusnya Semua Anggota DPR Itu Oposisi Terhadap Pemerintah!

Untuk itu pemerintah berencana untuk menggenjot serta mempercepat realisasi infrastruktur yang sudah dirancang.

"Ada peningkatan tapi belum seperti tahun 1997," ujar Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy Priatna, saat pembukaan acara Seminar Nasional Diseminasi Produk-Produk Perencanaan Bappenas di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa 22 November 2011.

Jarang Diterpa Gosip Miring, Kevin Aprilio dan Istri Punya Aturan Ini Kalau Bertengkar

Dedy mengungkapkan sejumlah proyek infrastruktur yang bakal dipercepat itu di antaranya delapan proyek jalur kereta api dan empat proyek pengembangan transportasi perkotaan Jabodetabek.

Proyek besar lain yang didorong pelaksanaannya adalah enam proyek pelayanan penerbangan, dan revitalisasi pelayanan angkutan penyeberangan antar pulau.

Diakui Dedy, kondisi kualitas infrastuktur dalam negeri saat ini masih sangat rendah dibandingkan negara tetangga. Minimnya konektivitas infrastuktur dalam negeri membuat membuat tingginya biaya produksi yang rata rata mencapai 10 sampai 20 persen. Padahal di negara lain seperti Jepang, biaya logistik hanya sekitar lima persen.

Kronologi Pembubaran Kegiatan Ibadah Berujung Pengeroyokan di Tangsel

Bahkan jika dibandingkan kondisi tahun 1997 dan sebelumnya, investasi infrastruktur Indonesia pada tahun-tahun terakhir hanya setengah dari realisasi pembangunan kala itu. Tercatat investasi infrastruktur pada 1997 mencapai angka 8 persen.

Dedy menilai, salah satu cara agar investasi infrastuktur bertumbuh ialah dengan memperbaiki sektor regulasi. "Tidak bisa semuanya (pembiayaan) menggunakan APBN, tapi butuh investasi swasta," ucapnya.

"Namun besarnya biaya logistik didorong juga rendahnya layanan pabeanan (costoms), bukan hanya infrastuktur," terangnya.

Pemerintah juga memastikan akan mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berinvestasi dalam proyek infrastuktur. Perusahaan milik pemerintah ini rencananya akan mengalokasikan belanja modalnya hingga mencapai US$1 triliun.

Saat ini dari alokasi dana belanja modal tersebut, BUMN diketahui baru mengucurkan investasi sebesar US$400 juta. "Kalau ini bisa dimanfaatkan, investasi infrastuktur akan naik," imbuhnya. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya