- VIVA.co.id / Renne Kawilarang
VIVA.co.id - Raksasa tambang PT Freeport Indonesia tengah "putar otak" untuk mengantisipasi berbagai masalah yang tengah mengantam perusahaan itu. Salah satu langkah yang harus ditempuh adalah cost reduction program atau program pengurangan biaya.
Demikian ungkap Maroef Sjamsoeddin, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia. Dia mengutarakannya saat memimpin ratusan peserta upacara HUT Kemerdekaan Indonesia ke-70 yang berlangsung hari ini di Lapangan Kota Tembagapura, basis operasi Freeport.
Maroef, yang pertama kali memimpin upacara bendera sebagai Presdir Freeport, dalam pidatonya mengungkapkan bahwa saat ini terdapat beberapa ujian penting dalam sejarah perusahaan tambang tembaga, emas dan perak itu.
"Sekarang terjadi penurunan harga komoditas produk kita di pasar global dan ini berdampak pada turunnya nilai saham kita di bursa internasional," kata Maroef.
Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara itu juga mengungkapkan bahwa pada saat bersamaan, perusahaan memerlukan modal investasi yang sangat besar untuk melanjutkan produksi pada pertambangan bawah tanah. Demikian pula halnya perluasan atau pengembangan kapasitas smelter di Gresik.
Upacara HUT Proklamasi ke-70 di Lapangan Tembagapura, Papua.
"Maka, sangat logis kalau induk perusahaan kita, FCX, mengeluarkan kebijakan 'cost reduction program' di tengah-tengah ketidakpastian tentang perpanjangan operasional pasca kontrak karya bagi PT Freeport Indonesia," kata Maroef.
Bersamaan dengan itu, lanjut dia, kondisi alam berupa perubahan cuaca sebagai dampak dari El Nino perlu menjadi fokus antisipasi terhadap nilai produksi.
"Maka, kita semua perlu memahami betul kondisi obyektif ini, bersatu padu mendukung langkah yang diambil manajemen dalam menentukan setiap kebijakan, strategi dan upaya perusahaan untuk menggapai visi dan misi perusahaan secara efektif dan efisien," kata Maroef kepada para peserta upacara.
Menteri Arcandra Bicara Masa Depan Freeport
Dia akan tegas mengambil keputusan sesuai dengan undang-undang.
