Imlek di Kota Ini, Tebu dan Nanas Ludes Diburu

Tebu dan nanas.
Sumber :

VIVA.co.id – Pedagang buah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mendapatkan berkah lantaran jualannya laris manis menjelang Imlek. Ada dua komoditas paling laku, yakni tebu dan nanas yang diborong warga Tionghoa. 

5 Kuliner Khas Cap Go Meh 2022 dan Makna yang Ada di Dalamnya

"Yang paling dicari itu tebu. Kalau dalam sehari bisa habis ratusan batang tebu. Kedua itu, baru nanas," kata salah seorang pedagang buah di Pasar Bacan Makassar, Jaharuddin (30) kepada VIVA.co.id, Jumat, 27 Januari 2017.

Jaharuddin mengatakan, tebu dan nanas yang dijualnya itu berasal dari Kabupaten Takalar. Sepasang tebu dibanderolnya dengan harga Rp25 ribu. Sementara itu, buah nanas dijual Rp20 ribu. 

Viral Pengunjung Mal Padati Perayaan Imlek di Bandung

Menurut dia, warga Tionghoa tidak mempersoalkan matang tidaknya buah nanas ataupun tebu yang hendak dibeli. "Intinya yang dicari itu buah yang masih lengkap daunnya. Tidaklah penting soal matang atau tidak. Mungkin mau dipakai sembahyang, bukan untuk konsumsi," tuturnya. 

Beraneka macam buah di Pasar Bacan yang dikenal sebagai pasar warga Tionghoa itu mulai diburu sejak tiga hari yang lalu. Jaharuddin mengaku menjual buah hanyalah profesi musiman tatkala Imlek. Sehari-hari, Jaharuddin sebenarnya bekerja sebagai nelayan.

Bikin Imlek Penuh Keberuntungan dengan 9 Bunga dan Tanaman Ini

"Tiap Imlek, saya sengaja jualan buah karena untungnya lumayan. Bisa dapat Rp500 ribu," kata dia. 

Dalam tiga hari terakhir, Jaharuddin mengaku menjual beraneka ragam buah mulai pagi hingga malam hari. Barang dagangannya sangat laris lantaran Pasar Bacan berada di tengah kawasan bisnis yang rata-rata dihuni warga Tionghoa. 

Bahkan, ia mengaku kerap menghubungi pemasok tebu dari Takalar untuk menambah stok jualannya yang cepat habis. 

Kisah tebu dalam Imlek

Salah seorang warga Tionghoa di Makassar, Jefry (29) menceritakan, ada cerita di balik alasan warga Tionghoa memburu tebu saat Imlek. Tanaman tersebut diketahui mengiringi perjuangan warga China pada masa penjajahan Jepang.

"Zaman penjajahan, masyarakat China sembunyi di hutan yang penuh tebu saat Imlek. Karenanya, tebu menjadi simbol kemerdekaan," tutur dia. 

Makna lain tebu dan buah lainnya yang masih berdaun, Jefry menyebut hal itu sebagai pertanda kesuburan dan kesejahteraan.

"Kami mengharapkan seperti tebu maupun nanas yang masih berdaun, pada tahun baru kehidupan bisa menjadi lebih baik dan banyak berkah," ucap pria yang bekerja sebagai wiraswasta di Kota Makassar ini. 

Jefry mengatakan tidak ada aturan khusus mengenai jumlah buah yang disimpan di rumah saat Imlek. Namun, semakin banyak buah yang disimpan di rumah, dipercayainya semakin bagus untuk peruntungan. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya