Agar Tak Antre Jadi Alasan Gesek Kartu Nontunai Dua Kali

Ketua Umum Aprindo, Roy N. Mandey.
Sumber :
  • Rochimawati / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia membeberkan alasan sejumlah merchant atau toko yang masih menggesek kartu debit maupun kredit konsumen di mesin kasir atau cash register. Padahal sesuai dengan ketentuan, kartu hanya di izinkan digesek satu kali di mesin Electronic Data Capture (EDC).

Aprindo Sebut Industri Ritel Pulih Kalau Pandemi Sudah Jadi Endemi

Ketua Umum Aprindo Roy Mande mengungkapkan, penggesekan kartu di mesin kasir hanya bertujuan untuk validasi data transaksi yang memang sebelumnya digesek di EDC. Ini merupakan bukti yang nantinya akan disetorkan, dari hasil transaksi yang dibayarkan oleh konsumen.

“Kenapa melakukan validasi? Ini sebagai catatan, karena banyak yang belanja ritel setiap harinya. Susah untuk tahu siapa yang bayar cash atau EDC,” kata Roy, Jakarta, Rabu 13 September 2017.

Curhat Pelaku Industri Ritel Tak Diajak Koordinasi Soal PPKM Darurat

Roy menjelaskan, gesek kartu di mesin kasir jauh lebih efisien dibandingkan harus memasukan nomor kartu di mesin kasir secara manual. Dalam kondisi toko ritel yang kerap ramai, maka hal itu akan menyebabkan antrean panjang di seluruh jalur pembayaran.

“Jadi ada jeda waktu 15-20 detik saat memasukan manual. Kalau 20 detik, maka nomor antrean yang ke-20 akan kena antrean selama kurang lebih satu jam,” katanya.

Pandemi COVID-19, Belanja Ritel Masyarakat Membaik di Akhir Tahun

Meskipun menggesek dua kali, namun Aprindo membantah seluruh anggotanya yang melakukan hal tersebut berniat merekam data milik nasabah. Aprindo pun telah mengimbau kepada seluruh anggotanya, agar tidak melakukan lagi hal tersebut.

“Anggota Aprindo jelas lakukan double swipe tidak untuk capture data. Nama, alamat, dan sebagainya,” tegasnya.

Dukung pemerintah pencapaian ekonomi 2024

Misi Pemerintah Lewat Transformasi Digital Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024

Perlu adanya transformasi struktural dengan kuatkan pasar dalam negeri, sebut saja salah satunya transformasi digital untuk penguatan rantai pasok dan logistik nasional.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024