- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA.co.id - Pengamat ekonomi pada Universitas Indonesia, Faisal Basri, memiliki pandangan khusus terhadap kinerja tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia mengaku mengapresiasi yang telah dilakukan Presiden Joko Widodo selama tiga tahun terakhir.
Namun, ia mengatakan ada catatan penting bagi pemerintah. Berdasarkan laporan Bank Dunia yang, menurutnya, berbeda dengan Badan Pusat Statistik (BPS), kriteria masyarakat miskin di Indonesia memang cenderung menurun untuk level extreme poor atau pun moderate poor. Namun untuk level vulnerable atau rentan miskin tidak menunjukkan penurunan.
"Betul, jumlah masyarakat miskin turun, tapi yang vulnareable (rentan miskin) enggak turun-turun. Jadi ini dia enggak miskin tapi rentan; sedikit saja jatuh dia langsung miskin," kata Faisal dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017.
Menurutnya, solusi yang penting untuk hal itu bukanlah pembangunan infrastruktur jalan tol seperti yang digalakkan Presiden. Solusi yang tepat adalah pembangunan infrastruktur desa, meningkatkan produktivitas petani, lalu mengurangi ongkos angkut pertanian.
"Jadi membangun infrastruktur desa, pembangunan masyarakat desanya. Ini membangun dari pinggiran, tapi yang dibangun jalan tol, bingung (saya)," ujarnya.
Selain itu, di era digital ini, jalan tol udara atau yang dimaksudnya adalah internet, tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah. Kecepatan internet Indonesia yang masih kalah dengan negara lain.
"Jalan tol udara enggak dibangun-bangun. Sinyal bagus tapi enggak penuh. Kecepatan internet kita cuma 7,2 Mbps. Digital index kita keteteran, integration kita lemah, karena sudah crowded di udara ini. Semua operator seperti itu. Jalan tolnya, istilahnya enggak stabil sekali," katanya. (ase)
Sri Mulyani Ungkap Pembangunan IKN Sudah Sedot APBN Rp 4,3 Triliun
Realisasi APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) per 1 April 2024, telah mencapai Rp 4,3 triliun atau 10,9 persen dari pagu.
