- SANA/Handout via REUTERS
VIVA – Data Women, Peace and Security Index 2018 mengungkapkan Suriah dan Afghanistan adalah dua negara terburuk untuk perempuan.
Dua negara yang dilanda konflik tersebut berada di urutan paling bawah dalam daftar. Sementara itu, Islandia menduduki peringkat pertama sebagai negara terbaik.
Indeks tersebut mengukur kesejahteraan dan pemberdayaan perempuan dari 153 negara. Indeks memberi peringkat pada negara-negara mengenai perdamaian, keamanan, dan inklusi perempuan.
Beberapa faktor yang dinilai mencakup tahun-tahun sekolah, jumlah anggota parlemen perempuan, pekerjaan, diskriminasi hukum, perang, kekerasan dalam rumah tangga, dan penggunaan ponsel.
Perang sipil yang berkecamuk di Suriah sejak 2011 tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Bulan lalu dilaporkan bahwa wanita di Suriah dieksploitasi secara seksual sebagai imbalan atas bantuan kemanusiaan.
Di Afghanistan, di mana perempuan dilucuti hak-hak mereka oleh Taliban antara tahun 1996 dan 2001, kekerasan berbasis gender merajalela. Lebih dari 80 persen perempuan buta huruf, dan banyak yang meninggal saat melahirkan.
Dilansir USA Today, sepuluh negara terburuk untuk wanita antara lain Suriah dan Afghanistan, Yaman, Pakistan, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Irak, Mali, Sudan, serta Nigeria.
Sementara itu, negara terbaik untuk perempuan di antaranya Islandia, Norwegia, Swiss, Slovenia, Spanyol, Finlandia, Kanada, Belanda, Swedia, Belgia, dan Singapura.
