Krisis Memburuk, PBB Desak Israel Buka Blokade Jalur Bantuan ke Gaza
- REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
VIVA – Pejabat Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB meminta Israel untuk segera mengizinkan pengiriman pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan meminta semua pihak untuk tidak menahan pasokan bantuan demi perkembangan politik dan keamanan di wilayah tersebut.
Rosemary Di Carlo, Kepala bagian Politik di PBB mengungkapkan situasi kemanusiaan yang menyedihkan di Gaza. Dia memperingatkan bahwa bahan bakar dan pasokan medis ada dalam kondisi yang sangat berkekurangan.
Menurutnya, pendanaan untuk program dukungan bahan bakar darurat PBB di Gaza telah habis sehingga mengancam penutupan ratusan fasilitas utama seperti rumah sakit di kawasan tersebut.
Gaza diketahui telah menderita di bawah blokade selama satu dasawarsa yang diberlakukan oleh Israel setelah kelompok militan Hamas dengan kekerasan dicap berulah di wilayah Palestina pada tahun 2007.
Di musim panas ini, situasi kemanusiaan mencapai titik krisis di tengah-tengah meningkatnya kekerasan antara kedua belah pihak yang bisa memantik timbulnya konflik berdarah di Gaza.
"Situasi kemanusiaan di Gaza juga semakin memburuk. Sebagian karena pembatasan tambahan yang dikenakan Israel terhadap pergerakan barang," kata Di Carlo dikutip dari Independent.
“Saya menyerukan semua pihak untuk memastikan bahwa persediaan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, bisa mencapai jalur itu. Ini seharusnya tidak ditahan untuk perkembangan politik dan keamanan,” lanjutnya.
Dia melanjutkan, Gaza juga kekurangan persediaan obat-obatan penting setelah 40 persen stok yang ada habis.
Sementara Israel dan Mesir telah memberlakukan blokade terhadap 1,8 juta penduduk Gaza dengan tujuan untuk menahan militan Hamas.
Israel memperketat blokadenya musim panas ini setelah para para pemrotes Palestina menerbangkan layang-layang dan balon pembakar di wilayahnya yang membakar beberapa ribu Hektare hutan dan lahan pertanian Israel.
Gelombang Panas di Gaza, 2 Anak Palestina Dinyatakan Tewas
Badan pengungsi PBB UNRWA, pada Minggu, 28 April 2024 mengungkapkan setidaknya dua anak Palestina kehilangan nyawa akibat gelombang panas di Jalur Gaza belakangan ini.
