Logo BBC

Kemiskinan Bikin Perempuan Asia Sulit Beli Produk Terkait Menstruasi

JANGAN DIPAKAI
JANGAN DIPAKAI
Sumber :
  • bbc

Hingga akhir-akhir ini, produk kesehatan menstruasi harus diimpor, kebanyakan dari Thailand dan India.

Yagini kemudian memutuskan meninggalkan pekerjaannya sebagai juru masak di tahun 2015 untuk membuat sebuah start-up . Dengan bantuan dana dari Lauden Foundation, Yogini dan timnya yang terdiri dari 7 orang perempuan kini menawarkan pembalut gratis ke sekolah-sekolah lokal.

Kajian tahun 2018 oleh Unicef mengungkapkan sekitar 44% siswi sekolah dan 50% biarawati di Bhutan tertinggal pelajaran dan kegiatan lain selagi mengalami menstruasi.

Satu dari lima sekolah tak memiliki toilet dan air bersih untuk mencuci tangan dengan sabun. Hampir satu dari tiga sekolah tak punya toilet terpisah untuk anak laki-laki dan perempuan.

"Saya dulu harus berjuang di sekolah. Kami harus membiasakan menggunakan sepotong kain tua. Menstruasi bukan merupakan pilihan. Maka menurut saya setiap perempuan harus punya akses ke pembalut gratis," kata Yogini.

Yogini memiliki organisasi untuk membiayai pembalut gratis melalui program tanggung jawab sosial mereka, maka ia bisa mendistribusikan pembalut itu secara gratis ke sekolah-sekolah.

Satu pak berisi tujuh pembalut dihargai 35 ngultrum, atau sekitar Rp7.200.