Logo BBC

RI Tukar Pesawat dengan Beras Ketan, Ini Contoh Barter Antarnegara

Pengerjaan badan pesawat CN235-220 di hanggar sub assembly CN235 PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung
Pengerjaan badan pesawat CN235-220 di hanggar sub assembly CN235 PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Adanya sanksi PBB itu membuat pembelian produk dari pasar internasional menggunakan mata uang mereka, menjadi hal yang tidak mungkin bagi orang Iran.

Tehran kemudian mulai menawarkan minyak mentah dan emas yang disimpan di negara lain, untuk ditukar dengan kebutuhan makanan, seperti beras, minyak goreng dan teh.

Setelah kesepakatan nuklir antara Iran dan lima anggota permanen Dewan Keamanan PBB - China, Prancis, Rusia, Inggris dan AS - pada 2015, sama seperti Jerman dan Uni Eropa, Iran bisa melakukan perdagangan dengan normal kembali.

Namun, tahun lalu, Presiden AS Donald Trump mengenakan kembali sanksinya ke Iran. Ini memaksa Iran untuk membali menerapkan sistem barter, seperti menukar beras dengan minyak, dengan India.

Menggunakan metode yang lebih kompleks ketimbang penukaran langsung, Iran sepakat menerima pembayaran minyaknya dengan mata uang India, Rupee. Uang tersebut kemudian disimpan di bank nasional India.

Iran kemudian menggunakan uang tersebut untuk membayar beras dan produk impor India yang lain, seperti obat-obatan, tanpa adanya transfer bank.

Ini adalah poin yang bisa diperdebatkan apakah metode barter ini melanggar sanksi atau tidak, tetapi sampai AS menghapus keringanan khusus untuk importir minyak utama Iran, itu telah menjadi cara umum untuk melakukan bisnis.

Prancis, Jerman dan Inggris menggunakan skema yang sama pada awal tahun ini untuk memperbolehkan perusahaan di negaranya melakukan perdagangan dengan Iran.