Logo DW

Kesan Mahasiswa Jerman di Indonesia: Nikmatnya Nasi Ayam di Bawah Bayang Merapi

privat
privat
Sumber :
  • dw

Pagi berikutnya saya dibangunkan di pagi buta oleh weker. Pikul lima pagi lewat sedikit saya dan sekelompok kecil peserta berangkat ke Candi Prambanan. Saya begitu terkesan menyaksikan bagaimana langit di atas candi berubah warna, dari hitam menjadi biru gelap, kemudian biru terang yang sangat kuat. Setelah kunjungan singkat ke candi pagi hari, sarapan tradisional sudah menunggu saya.

Program hari ini adalah kunjungan ke gunung berapi yang cukup terkenal: Gunung Merapi. Setelah perjalanan dengan Jeep di jalan berbatu, saya berdiri di depan sebuah bunker tua dengan pemandangan fenomenal ke gunung. Karena gunung berapi itu saat ini cukup aktif, diberlakukan zona aman dengan radius 4 kilometer dari kepundan gunung. Jadi kami tidak bisa mendekat. Pada kunjungan berikutnya ke sebuah rumah yang hancur oleh erupsi terakhir Merapi, saya bisa menyaksikan sendiri betapa hebat kekuatan gunung berapi yang bisa merusak.

Waktu makan siang, saya sudah tidak tahan lagi dan benar-benar ingin mencoba, seberapa pedasnya sebenarnya makanan Indonesia. Jadi saya mencampurkan satu sendok sambal ke nasi di piring saya. Untuk menceritakannya dengan singkat: saus Sambal memang sangat pedas, dan bukan ide yang baik mencampurkannya dengan nasi. Tapi untuk program berikutnya yaitu kunjungan ke kota Semarang, rasa kantuk saya benar-benar menghilang.

Di Semarang hari berikutnya kami disambut oleh universitas kedua di Indonesia yang ikut program ini: Universitas Diponegoro. Setelah itu kami mengunjungi Brown Canyon Semarang. Di sana kami bisa melihat sedimen-sedimen vulkanik yang mengesankan dan cara pertambangan yang tradisional di kawasan ini. Sore harinya kami mengunjungi Bendungan Jatibarang. Saya memberanikan diri menuruni tiga ratus anak tangga menuju sebuah terowongan, 74 meter di bawah bendungan. Di sini bisa dirasakan betapa hebatnya tekanan air pada dinding bendungan. Setelah kembali ke atas, saya bisa mempelajari fungsi-fungsi dan kaitan sosial proyek bendungan ini.

Malam harinya saya memenuhi tekad bulat saya untuk membeli kemeja di toko Batik. Tidak mudah menjatuhkan pilihan dengan begitu banyak corak dan warna yang tersedia. Setelah konsultasi panjang, saya akhirnya menetapkan pilihan, dan meninggalkan toko Batik itu dengan sehelai kemeja Batik baru.

Setelah hari-hari pertama yang mengesankan, kami pun berangkat menuju Bayat di Klaten. Pada hari-hari berikutnya, kawasan ini akan menerima beberapa tamu mahasiswa asing, karena agenda utama program ini adalah kerja lapangan. Di lokasi ini kami akan mencoba menjawab beberapa pertanyan ilmiah yang menarik. Tapi tentang itu akan saya ceritakan dalam Blog saya yang berikutnya.

Untuk saat ini, terimalah salam hangat dan GlÃckauf dari Bayat, Klaten.