Penyerangan Rumah Ibadah

Turis Asing Bisa Takut Datang ke Malaysia

VIVAnews - Perusakan sejumlah rumah ibadah di Malaysia dalam beberapa hari terakhir bisa berdampak buruk bagi sektor pariwisata di Negeri Jiran itu. Turis asing jadi takut datang ke Malaysia akibat ketegangan antar umat beragama dan perekonomian bisa terpukul.

Demikian kekhawatiran Menteri Pariwisata Malaysia, Ng Yen Yen, mengomentari pembakaran dan perusakan sejumlah gereja di Malaysia. Selama empat hari terakhir, sedikitnya tujuh gereja telah menjadi target serangan kelompok massa yang tak dikenal.

"Sekarang adalah era komunikasi, jadi informasi menyebar cepat. Wisatawan akan memilih untuk tidak datang ke suatu negara yang sedang terjadi konflik, terutama konflik agama," kata Ng pada para wartawan seperti dikutip kantor berita pemerintah Malaysia, Bernama.

Ng saat itu menghadiri perayaan Natal dan Tahun Baru di Raub, Pahang, Malaysia, Minggu 10 Januari 2009. Pada hari yang sama, tiga gereja menjadi sasaran penyerangan.

Ng menilai, serangan terhadap gereja-gereja justru mengirim pesan yang keliru bagi wistawan asing. Padahal, Malaysia selalu menyebut dirinya negara yang harmonis meski memiliki masyarakat yang multi-etnis dengan bermacam agama.

Kementrian Pariwisata sendiri belum menerima informasi apapun terkait dampak kejadian pembakaran gereja terhadap kedatangan wisatawan di Malaysia.

Sementara itu, upaya pembakaran gereja kembali terjadi pagi tadi. Pintu masuk gereja Sidang Injil Borneo di Negri Sembilan, Malaysia, ditemukan dalam kondisi setengah terbakar pada Senin pagi, 11 Januari 2010. Demikian dikatakan pejabat Negri Sembilan, Manan Mohammad Hassan.

Sejauh ini, lebih dari tujuh gereja diserang. Sabtu pekan lalu serangan terjadi di Gereja Domba Allah di Miri, Sarawak. Gereja dan pos penjaga di Sekolah Menengah Convent di Taiping, Perak, juga menjadi target serangan pada Sabtu lalu.

Sedangkan di Taiping, bom molotov dilempar ke Gereja Santo-Santa dan Gereja Katolik St. Louis. Namun tidak ada kerusakan berarti. Gardu penjaga di SM Convent, juga di Taiping, mengalami rusak ringan akibat lemparan bom molotov yang tidak meledak.

Di Malacca, cat hitam dilempar ke dinding Gereja Baptis. Sedangkan Jumat pekan lalu, Gereja Tabernakel Metro mengalami rusak parah karena dibakar. Tiga gereja lain juga menjadi sasaran upaya pembakaran, tetapi hanya mengalami kerusakan ringan.

Hingga kini belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas serangan itu. Rangkaian insiden ini terjadi di tengah kontroversi boleh tidaknya kata "Allah" digunakan di kalangan non-Muslim di Malaysia.

Awal pekan ini, pemerintah mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Tinggi di Kuala Lumpur agar meninjau kembali keputusan sidang 31 Desember 2009. Saat itu pengadilan mengizinkan gereja dan umat Katolik menggunakan kata Allah dalam media penerbitan, literatur maupun saat ibadah.

Keputusan itu terkait dengan gugatan media mingguan Katolik, Herald, yang dilayangkan akhir 2007 setelah pemerintah melarang umat non-Muslim menggunakan kata Allah. Bagi pemerintah, penggunaan kata Allah di kalangan non Muslim dapat menimbulkan keresahan bagi umat Islam karena bisa dianggap memuja Tuhan umat Kristiani. 

Sesuai dengan permintaan pemerintah, Pengadilan pun Rabu lalu memutuskan untuk menunda pemberlakukan keputusan sidang 31 Desember lalu hingga muncul vonis atas permohonan banding dari pemerintah.

Terpopuler: Viral Mobil Pikap Pelat Cantik, Gaji UMR Bisa Punya Pajero Sport
Mobil dinas Brimob Polda Papua tampak terlihat saat dibawa kabur

Gak Ada Takutnya, Maling Curi Mobil Dinas Brimob Polda Papua saat Parkir di Bandara Sentani

Pencurian mobil dinas Brimob saat personel Satbrimob Polda Papua hendak menjemput anggota Satgas Damai Cartenz di Bandara Sentani, Jayapura.

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024