Jumlah Kematian Akibat Corona Meningkat, Swedia Tidak Pilih Lockdown

Rapid test Virus Corona.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Eropa telah menjadi episentrum wabah pandemi virus Corona COVID-19, sejumlah negara Eropa telah menerapkan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona yang lebih luas. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Pemerintah Swedia pun sedang mendapat tekanan berat untuk memilih opsi lockdown, setelah dalam kurun waktu 24 jam terakhir jumlah kematian akibat virus mengerikan tersebut meningkat menjadi 20 persen dengan total korban 447 jiwa. Namun, Swedia masih bersikeras untuk tidak memilih kebijakan lockdown

Dilansir dari Independent pada hari Rabu, 8 April 2020, dewan pemerintah Swedia sampai saat ini masih memperbolehkan pub, restoran, kantor dan sekolah untuk tetap buka, serta perkumpulan yang melibatkan 50 orang masih boleh diizinkan.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Keputusan ini hampir sama seperti apa yang dilakukan oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Sebelum tanggal 23 Maret kemarin, Boris masih memperbolehkan segala tempat keramaian untuk tetap buka sampai pada akhirnya memutuskan lockdown saat jumlah kematian di Inggris naik menjadi 335 jiwa.

Pada hari Senin, 6 April kemarin, Badan Kesehatan Masyarakat Swedia atau Folkhälsomyndigheten melaporkan 76 korban meninggal baru. Jumlah tersebut naik pada hari Selasa, 7 April dengan hitungan 114 kematian.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Sehingga total korban meninggal sejak virus tersebut masuk ke Swedia berjumlah 591 orang hingga hari ini.

Tidak terlepas dari itu, pihak berwenang sudah mengklaim bahwa kasus penyebaran tengah menurun. Laporan itu terjadi pada hari Jumat yang terkonfirmasi ada 600 orang positif terjangkit COVID-19. Kemudian di hari Senin, dikonfirmasi ada 376 kasus baru.

Untuk diketahui, hingga Rabu, 8 April 2020, jumlah kasus orang positif terinfeksi di Swedia berjumlah 7.693 orang, dan 3.000 lebih orang berada di kota Stockholm.

Swedia sendiri hanya mampu melakukan uji medis COVID-19 kepada 12.300 orang dalam kurun waktu seminggu yang dilakukan hingga 31 Maret 2020 kemarin. Upaya ini jauh lebih rendah dari apa yang dilakukan oleh Jerman dengan 300 ribu orang per minggu, dan Inggris 70 ribu orang per minggu.

Finlandia was was

Setelah Swedia melaporkan bahwa jumlah kematian meningkat menjadi 20 persen akibat wabah pandemi virus Corona COVID-19, sang negara tetangga, Finlandia kini was-was setelah mendengar kabar mengejutkan itu.

Finlandia akhirnya mengumumkan tentang kontrol perbatasan negara mereka yang diperketat pada hari Selasa, 7 April kemarin. Upaya ini dilakukan untuk membatasi banyaknya pengungsi dari Swedia. Finlandia hanya memperbolehkan pekerja esensial hingga 13 Mei mendatang.

Sebab lainnya, ada ratusan orang karyawan layanan kesehatan Swedia yang kini tinggal di Finlandia. Mereka selalu pergi bekerja melalui perbatasan wilayah Utara antara Swedia dan Finlandia hampir setiap hari.

“Finlandia menganggap sangat penting bahwa Swedia menginstrusikan petugas layanan kesehatannya untuk perlindungan yang lebih baik, dan meningkatkan pengujian kelompok-kelompok ini,” ujar pernyataan pemerintah Finlandia yang juga dilansir dari Independent, Rabu, 8 April 2020. 

Laporan : Abdulah Saputra
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya