Logo DW

Rusia Adili Pelaku Sunat Perempuan Setelah Lockdown Berakhir

Imago Images/ZumaPress
Imago Images/ZumaPress
Sumber :
  • dw

Dokter yang melakukan praktik sunat terhadap seorang anak perempuan berusia 9 tahun di Rusia tengah diadili. Aktivis HAM berharap proses peradilan dapat membantu mengurangi kasus ini di Rusia.

"Empat orang yang tidak dikenal memegangi tangan dan kakinya di kursi pemeriksaan ginekologi," seorang ibu bernama Zarema menggambarkan bagaimana putrinya menjadi korban mutilasi alat kelamin perempuan di sebuah klinik medis di Magas, ibu kota Republik Ingushetia, di Rusia. "Dan dia ada di sana tanpa orang tuanya."

Zarema mengatakan pada bulan Juni 2019 putrinya mengunjungi sang ayah yang sudah lama tidak ia temui. Pria tersebut adalah mantan suami Zarema. Tapi pria itu malah meminta istri barunya untuk membawa putri Zarema ke klinik untuk prosedur sunat perempuan. Mutilasi genital pada perempuan bertujuan menghilangkan bagian eksternal alat kelamin perempuan, termasuk klitoris dan labia, atau keduanya.

"Tidak ada yang memperingatkan saya, tidak ada yang bertanya kepada saya. Tidak ada," kata Zarema saat berbicara di telepon dari daerah Chechnya. "Ketika tahu kasus itu, saya sedang berada di pasar di sini di Grozny. Saya pingsan."

"Ketika saya bertanya kepada mantan suami, mengapa dia melakukan ini, dia benar-benar berkata: 'Supaya dia (putri mereka) tidak bisa terangsang,'" katanya.

Tidak terima, Zarema lantas mengajukan tuntutan pidana, dan dokter yang diduga melakukan operasi itu sekarang diadili di pengadilan di Magas.

Peradilan dimulai kembali setelah lockdown