Alasan Amerika Serikat Berburu Militan Islam, Termasuk Hamas

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

Sebulan kemudian, pada Sabtu, 17 April 2005, giliran Abdul Azis Rantisi, pemimpin Hamas, juga dihabisi Israel dengan cara serupa. Pasca terbunuhnya Syekh Ahmad Yassin, Menteri Pertahanan Israel, Saul Mofaz, berkata, ‘’Akan kami bunuh semua pemimpin Hamas Palestina.’‘

Mofaz tidak menggubris seluruh protes terhadap aksi biadab Israel. Menurutnya, jika ada reaksi terhadap itu, maka itu hanya bersifat sementara dan akan segera dilupakan. Ketika itu, Gedung Putih pun hanya menyesalkan terbunuhnya Syekh Yassin.

Sikap Amerika Serikat yang terus menjadi bodyguard dan cukong Israel semacam inilah yang telah memicu kenekatan pemimpin Israel untuk terus membunuh para pemimpin Hamas dan membunuhi penduduk Israel. Pasca terbunuhnya Rantisi, Israel juga menyatakan, bahwa mereka telah membunuh seorang ‘mastermind of terrorism’, dan menyatakan akan terus membunuh pemimpin militan Palestina.

Siapa yang teroris sebenarnya? Hamas adalah pemenang sah pemilu di Gaza. Tapi, Amerika Serikat tidak mau mengakuinya. Hamas berjuang karena negaranya dijajah dan dirampas. Hanya karena meluncurkan roket-roket yang mencedarai beberapa gelintir warga Yahudi, maka Hamas dicap sebagai teroris.

Sementara itu, tentara Amerika Serikat dan Israel yang telah membantai ribuan warga sipil Afghanistan dan Palestina diberi kedudukan terhormat sebagai ‘pemberantas’ teroris. Karena mereka kuasa, dunia pun tidak berdaya.

Bahkan, negara-negara Islam yang ber gelimang kekayaan pun tak berdaya. Pemimpin-pemimpin Arab terus sibuk menggelar rapat dan merumuskan ‘Resolusi’, sementara di depan mata mereka warga Palestina dijadikan santapan peluru. 

*Naskah bagian artikel Dr Adian Husaini yang tayang di Harian Republika 2009