Brasil Sebut Kemanjuran Vaksin Sinovac Buatan China cuma 50,4 Persen

vaksin Sinovac
Sumber :
  • vstory

VIVA – Vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech China disebut hanya memiliki keefektifan sebesar 50,4 persen dalam mencegah infeksi COVID-19. Hal itu terungkap dalam uji coba yang dilakukan di Brasil.

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Dilansir dari Al Jazeera, Rabu, 13 Januari 2021, hasil ini merupakan salah satu kekecewaan bagi Brasil, karena vaksin China adalah salah satu dari dua vaksin yang disiapkan pemerintah federal untuk memulai imunisasi selama gelombang kedua wabah COVID-19 di negara Amerika Selatan itu.

Beberapa ilmuwan dan pengamat pun mengkritik Butantan Institute, selaku pusat biomedis yang merilis beberapa data ekspektasi tidak realistis. Hal ini menambah keraguan di Brasil mengenai vaksin China.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

"Kami memiliki vaksin yang bagus. Bukan vaksin terbaik di dunia. Bukan vaksin yang ideal," kata ahli mikrobiologi, Natalia Pasternak, menanggapi hasil analisa dari Butantan Institue tentang vaksin Sinovac.

Pekan lalu, para peneliti Brasil memuji hasil uji klinis yang menghasilkan 78 persen kemanjuran vaksin Sinovac melawan COVID-19, dengan gejala ringan hingga parah. Namun saat itu, mereka belum berkomentar tentang infeksi 'sangat ringan', di antara mereka yang telah menerima vaksin tetapi tidak memerlukan bantuan klinis.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Pengungkapan tentang hasil uji coba vaksin China secara global menimbulkan kekhawatiran bahwa uji coba tersebut belum menjadi sasaran pengawasan publik yang sama, seperti alternatif yang dikembangkan oleh produsen AS dan Eropa.

Para peneliti di Butantan menunda pengumuman hasil mereka tiga kali. Menyalahkan klausul kerahasiaan dalam kontrak dengan Sinovac.

Pejabat Butantan mengatakan, desain penelitian di Brasil, yang berfokus pada petugas kesehatan garis depan selama wabah parah di Brasil. Mencakup sukarelawan lansia, tidak memungkinkan untuk membandingkan hasil secara langsung dengan uji coba atau vaksin lain. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya