Logo ABC

Uighur di Australia Lega Setelah AS Sebut China Lakukan Genosida

Fatimah Abdulghafur menduga ayahnya tewas dalam tahanan kamp pendidikan ulang yang dijalankan Pemerintah China di Xinjiang.
Fatimah Abdulghafur menduga ayahnya tewas dalam tahanan kamp pendidikan ulang yang dijalankan Pemerintah China di Xinjiang.
Sumber :
  • abc

Alim menjelaskan saudara-saudaranya itu mulai meninggalkan obrolan grup keluarga satu per satu, dan sekarang dia hanya dapat menghubungi kakak laki-lakinya.

"Kadang saya bertanya tentang saudara yang lain kepadanya. Tapi dia tidak mau menjawab. Ia malah memuji-muji Partai Komunis China. Saya jelas curiga ini karena sensor," katanya.

"Saya minta Pemerintah Australia mengikuti langkah Pemerintah AS dan menyatakan warga Uyghur telah dibersihkan secara etnis oleh rezim Komunis China," ujar Alim.

A woman with short dark curly hair stands wearing a green and black blazer next to a blue and white East Turkestan flag.
Warga Australia keturunan Uyghur Ramila Chanisheff yang kini tinggal di Adelaide.

Supplied

Di Adelaide, warga keturunan Uyghur bernama Ramila Chanisheff, kepada ABC menyatakan ia telah mengorganisir aksi protes mingguan di depan kantor Konsulat China.

"Kami akan terus berjuang hingga jutaan orang bebas, hingga keluarga dan teman-teman kami hidup secara bermartabat," katanya.

"Kami berharap Pemerintah Australia dan semua negara demokrasi lainnya bersatu dan menyebut hal apa adanya, genosida," ujar Ramila.