Logo DW

Inggris Siap-siap Kedatangan 300 Ribu Orang Eksodus dari Hong Kong

picture-alliance/AP Photo/K. Cheung
picture-alliance/AP Photo/K. Cheung
Sumber :
  • dw

Protes besar-besaran menentang pemerintah pada tahun 2019, dan tindakan keras dari pimpinan adminstratif Hong Kong yang didukung Beijing, menjadi pendorong keputusannya untuk pergi sesegera mungkin, papar Sun.

"Penanganan buruk pemerintah Hong Kong terhadap krisis politik membuat Hong Kong tidak berbeda dengan China daratan," ujar Sun kepada DW, dan menambahkan bahwa kepemimpinan Hong Kong "tidak lagi melayani rakyat Hong Kong dan bahkan mengancam jalan hidup kami."

Inggris menyatakan keputusan untuk membuka pintunya bagi warga Hong Kong memenuhi "komitmen sejarah dan moral" kepada warga di bekas koloni itu. Pada Juni 2020, Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong, yang dikritik di seluruh dunia sebagai alat otoriter untuk membungkam perbedaan pendapat dan mengikis kebebasan sipil. Sejak itu, puluhan aktivis pendukung demokrasi telah ditangkap.

Wong, pegawai negeri berumur 30 tahun di Hong Kong, juga memutuskan pindah ke Inggris setelah pemerintah kota memerintahkan semua pegawai negeri untuk menandatangani pernyataan kesetiaan.

"Kami tidak ingin menandatanganinya karena itu mengharuskan kami untuk berjanji setia tanpa syarat kepada pihak berwenang. Perbedaan pendapat tidak diizinkan bahkan pada saat kami sedang tidak bertugas. Itu adalah pelanggaran hak pribadi," kata Wong kepada DW.

"Saya merasa malu bekerja untuk pemerintah yang saya tidak merasa sejalan dengannya sejak protes 2019. Saya bahkan lebih khawatir bahwa bersumpah setia kepada pemerintah akan mempersulit pendaftaran kewarganegaraan bagi saya di negara demokratis lainnya," imbuh mantan pegawai negeri Hong Kong itu.

Berharap kehidupan lebih baik di rantau