Logo BBC

Mengapa Kim Jong-un Larang Bahasa Gaul, dan Film Korea Selatan?

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

"Saya pikir hidup saya berakhir. Mereka ingin tahu bagaimana saya mendapatkan video itu dan berapa orang yang telah saya tunjukkan video tersebut. Saya tak bisa bilang ayah saya yang membawa DVD itu dari China. Apa yang bisa saya katakan? Itu ayah saya [yang melakukannya]. [Tapi] saya tidak mengatakan apapun, saya hanya bilang, "Saya tidak tahu, saya tidak tahu. Tolong lepaskan saya."

Geum-hyok berasal dari salah satu keluarga elit di Pyongyang dan ayahnya akhirnya menyuap para penjaga demi membebaskannya. Suatu hal yang mungkin tidak akan bisa terjadi ketika undang-undang baru diterapkan.

Banyak dari mereka yang melakukan pelanggaran yang serupa kala itu dikirim ke kamp kerja paksa. Tapi itu dianggap tidak memberikan efek jera, maka hukuman ditambah.

"Awalnya hukumannya sekitar satu tahun di kamp kerja paksa - berubah menjadi lebih dari tiga tahun di kamp. Sekarang, jika Anda pergi ke kamp kerja paksa, lebih dari 50% anak muda ada di sana karena mereka menonton media asing," kata Choi.

"Jika seseorang menonton materi ilegal selama dua jam, itu sama saja dengan tiga tahun di kamp kerja paksa. Ini adalah masalah besar."

Dikabarkan oleh sejumlah sumber bahwa ukuran beberapa kamp penjara di Korea Utara semakin luas pada tahun lalu dan Choi meyakini undang-undang baru yang keras itu memiliki efek.

"Menonton film adalah sebuah kemewahan. Anda harus memberi makan diri sendiri terlebih dahulu bahkan sebelum Anda berpikir untuk menonton film. Ketika dalam kondisi sulit bahkan untuk makan, satu anggota keluarga dikirim ke kamp kerja paksa dapat menghancurkan."

Mengapa orang-orang masih melakukannya?

"Kami harus mengambil banyak kesempatan untuk menonton drama-drama itu. Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan rasa penasaran kami. Kami ingin tahu apa yang terjadi di dunia luar," kata Geum-hyok kepada saya.

Bagi Guem-hyok, akhirnya mengetahui kebenaran tentang negaranya mengubah hidupnya.

Dia adalah salah satu dari sedikit warga Korea Utara yang memiliki hak istimewa yang diizinkan untuk belajar di Beijing tempat dia menemukan internet.

"Awalnya, saya tidak percaya [deskripsi Korea Utara]. Saya pikir orang Barat berbohong. Wikipedia berbohong, bagaimana saya bisa percaya itu? Tapi hati dan otak saya terbagi.