Logo ABC

Warga Australia Jadi Korban Penipuan Kripto Gara-gara Terkesan Iklan

Tiga korban penipuan mata uang kripto di Australia, telah menderita kerugian mulai dari ribuan hingga ratusan ribu dolar.  (ABC News)
Tiga korban penipuan mata uang kripto di Australia, telah menderita kerugian mulai dari ribuan hingga ratusan ribu dolar.  (ABC News)
Sumber :
  • abc

Inilah kisah tiga orang korban penipuan mata uang kripto di Australia. Uang mereka hilang ke dalam jaringan yang rumit dan tak dapat ditarik kembali.

Ketiga korban yakni Emma Robinson, Adam, dan Melanie Chapman, mengalami nasib naas akibat tertipu 'cryptocurrency', mata uang digital terdesentralisasi.

Kepolisian Federal Australia (AFP) mengatakan penipuan 'cryptocurrency' "meledak" jumlahnya selama pandemi.

Lembaga perlindungan konsumen Australia menyebut kerugian yang dialami warga meningkat 172 persen antara Januari dan November tahun ini, dengan jumlah mencapai AU$109 juta atau lebih dari Rp1 triliun.

"Para penipu sangat cekatan mengeksploitasi krisis pandemi," kata Chris Goldsmith, Komandan Unit Kejahatan Dunia Maya AFP.

"Banyaknya warga masyarakat yang bekerja dari rumah telah menghadirkan peluang bagi penipu," katanya kepada ABC.

Platform palsu perdagangan kripto

Emma Robinson dan pasangannya Hugo de Meira Quintao telah lama bermimpi untuk memiliki rumah sendiri.

Emma (25 tahun) mulai menabung uang sakunya sejak duduk di bangku sekolah dasar. Dia bahkan mulai berinvestasi di bursa saham Australia saat berusia 18 tahun.

Pada awal tahun 2021, pasangan asal negara bagian Queensland ini punya tabungan lebih dari AU$110.000, atau lebih dari Rp1,2 miliar.

Sebelum terjun ke pasar mata uang kripto, Hugo (24 tahun), telah berinvestasi di bursa saham dan mulai mencari opsi lain untuk meningkatkan tabungannya.

Suatu hari dia menerima panggilan telepon yang menjadi awal malapetaka bagi pasangan ini.

Penelepon itu adalah seseorang yang menyamar sebagai manajer investasi dari pialang asal Irlandia Druid ICAV, yang menawarkan saham Airbnb kepada Hugo.

Menggunakan situs website palsu dengan platform investasinya sendiri, para penipu telah menyalin nama dan alamat Druid ICAV.

Aktivitas Druid ICAV terjadi secara 'real-time', termasuk penawaran umum perdana dari pertukaran mata uang kripto utama.

Hugo yang tak menyadari aksi penipuan itu awalnya menyetor AU$7.000, lebih dari Rp70 juta untuk "menguji" platform tersebut.

"Setelah IPO pertama, platform perdagangan kami diperbarui secara 'real time', sehingga terlihat sangat nyata. Saya jadi percaya," katanya.

Platform palsu ini menunjukkan investasi Hugo meningkat, padahal sebenarnya dia hanya menyerahkan uang kepada penipu.