Putin Siagakan Nuklir Saat Invasi Ukraina, Ancaman atau Taktik?

Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Sumber :
  • ANTARA/Russian Pool/via Reuters/pri

VIVA – Sejumlah ahli intelijen memperkirakan bahwa Rusia telah frustasi atas kemajuan militernya dalam melakukan invasi di Ukraina. Sebab, Presiden Rusia tiba-tiba menempatkan senjata nuklirnya dalam siaga tinggi.

Drone Bunuh Diri Iran Bombardir Suriah, Habisi Nyawa Warga Sipil

Dilansir dari Al Jazeera, pada Kamis 3 Maret 2022, perdebatan frustasi atau tidaknya Presiden Rusia atas kemajuan militernya dalam perang melawan Ukraina tetap harus menjadi kewaspadaan.

Sebab, sejak provokasi ini, pertanyaannya menjadi semakin kritis tentang berapa banyak senjata nuklir yang dimiliki Rusia dan apakah ini memang pilihan yang realistis bagi Putin.

Putin Resmi Dilantik Jadi Presiden Rusia, Lanjut Menjabat 6 Tahun Lagi

Baca juga: Cerita Rasisnya Orang Ukraina ke Pengungsi Non Kulit Putih

“Putin menggunakan persenjataan nuklirnya dengan cara ini karena itu adalah alat yang dia miliki, yang misterius dan sangat menakutkan,” jelas Profesor di Mershon Center for International Security Studies, Dakota S Rudesill di Ohio State University, kepada Al Jazeera.

Di Forum Parlemen MIKTA, Puan Ingatkan Krisis di Gaza Berdampak pada Stabilitas Global

Selain itu, tambah Rudesill, bahwa perlawanan yang dihadapi Rusia di Ukraina sejauh ini telah memainkan peran penting dalam keputusan tersebut.

“Putin memilihnya karena perang mungkin tidak berjalan sebaik yang dia perkirakan. Dia ingin mengubah permainan dan mendapatkan inisiatif, ingin lawannya kehilangan keseimbangan dan ketakutan, bertanya-tanya bagaimana dia bisa meningkat selanjutnya dan melawan siapa,” tambah Rudesill.

Namun, orang juga dapat berargumen bahwa langkah yang diambil oleh Putin merupakan kesalahan strategis, kata Alexander Lanoszka, asisten profesor di departemen ilmu politik di University of Waterloo.

“Sepertinya itu adalah taktik yang tak terhindarkan yang dimainkan terlalu dini. Bagi Putin, ini mungkin bermasalah karena ancaman di masa depan mungkin tidak dipercaya. Amerika Serikat, NATO, dan UE tampaknya tidak terlalu terpengaruh olehnya karena kami telah mengamati tidak ada perubahan dalam operasi nuklir AS, Prancis, atau Inggris,” kata Lanoszka.

VIVA Militer: Rudal balistik nuklir Angkatan Bersenjata Rusia (VSRF)

Photo :
  • Newsweek

Selain senjata nuklir, penangkal Rusia mencakup gudang besar rudal balistik dengan hulu ledak konvensional, rudal jelajah dan jarak pendek modern, dan senjata hipersonik.

Namun, tentunya yang utama adalah kapasitas nuklirnya yang membuat Rusia menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan.

“Persenjataan nuklir Rusia sangat luas sejauh perkiraannya memiliki 14.000 senjata nuklir dalam penyimpanan. Konon, sebagian besar senjata ini tidak langsung dapat digunakan," katanya.

Dan yang lebih mengerikan Rusia memiliki lebih dari 2.400 senjata nuklir strategis, dan mayoritas dari senjata mereka terkait dengan kekuatan rudal balistik antarbenua.

“Rusia diperkirakan memiliki 1.600 senjata nuklir taktis yang dikerahkan… Sejumlah senjata taktis ini akan dikirim dari laut, tetapi banyak lainnya akan dikirim melalui udara atau bahkan darat,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya