Cegah China Bantu Rusia, AS Akan Gelar Pertemuan di Roma

Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di China Saat Biden masih Wapres AS
Sumber :
  • ANTARA/China Daily/mii/am

VIVA - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengirim penasihat keamanan nasionalnya untuk melakukan pembicaraan dengan seorang pejabat senior China di Roma, pada Senin, 14 Maret 2022. Pertemuan diadakan karena kekhawatiran China memperkuat disinformasi Rusia dalam perang Ukraina dan dapat membantu Rusia menghindari hukuman dari sanksi ekonomi.

Baba Vanga Ramal Perang Dunia III Akan Terjadi, Gegara Konflik Iran-Israel?

Rusia dilaporkan menyerang rumah sakit ibu dan anak di Mariupol, Ukraina

Photo :
  • Video BBC

Bahas Persaingan Dua Negara

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

Pembicaraan tersebut akan dihadiri oleh Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan, dan penasihat senior Kebijakan Luar Negeri China, Yang Jiechi. Rencananya, mereka akan membahas persaingan antara kedua negara tersebut dan membahas dampak perang Rusia melawan Ukraina pada keamanan regional dan global.

Baca juga: Rusia Serang Wilayah Ukraina Barat, Politisi Eropa Khawatir

Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia

Gedung Putih sebelumnya menuduh Beijing menyebarkan klaim palsu Rusia bahwa Ukraina menjalankan laboratorium senjata kimia dan biologi dengan dukungan Amerika Serikat. Para pejabat Amerika Serikat mengatakan China berusaha untuk menutupi kemungkinan serangan senjata biologi atau kimia terhadap Ukraina oleh militer Rusia.

“Ketika Rusia mulai menuduh negara-negara lain, Rusia bersiap untuk meluncurkan serangan biologi atau kimia. Sangat bagus jika mereka melakukannya sendiri,” kata Sullivan, dikutip dari VOA, Senin, 14 Maret 2022.

Tak Bantu Rusia

Dia juga mengatakan China dan negara-negara lain seharusnya tidak mencoba membantu Rusia mengatasi sanksi, dan negara lain tidak boleh menyelamatkan ekonomi Rusia.

“Kami akan memastikan bahwa baik China maupun orang lain tidak dapat memberikan kompensasi kepada Rusia atas kerugian ini,” ujar Sullivan.

Tuduhan mencolok tentang disinformasi Rusia dan keterlibatan China muncul setelah juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menuduh Amerika Serikat mendanai laboratorium senjata kimia dan biologi Ukraina.

Klaim Rusia juga digaungkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, yang mengklaim ada 26 laboratorium bio fasilitas terkait Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang memiliki kendali mutlak. Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak menerima informasi yang mendukung tuduhan tersebut.

“Klaim itu tidak masuk akal. Sekarang Rusia telah membuat klaim palsu ini, dan China tampaknya telah mendukung propaganda ini, kita semua harus waspada terhadap Rusia yang mungkin menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina, atau untuk membuat operasi bendera palsu. Ini pola yang jelas,” kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.

China telah menjadi salah satu negara yang menghindari kritik terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. China juga abstain pada pemungutan suara PBB yang mengecam Rusia dan mengkritik sanksi ekonomi terhadap Moskow.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya