Rusia Ungkap 300 Biolab AS Kembangkan Patogen Mematikan, 30 di Ukraina

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Invasi Rusia ke Ukraina sudah terjadi hampir 2 bulan sejak Februari 2022 lalu. Dalam invasi tersebut juga banyak pihak terlebih negara Barat dan Eropa mengutuk keras agresi militer yang dilakukan Rusia.

Terpopuler: Sakit yang Diidap Parto sampai Syifa Hadju Pernah Diperingatkan oleh Raffi Ahmad

Dalam konflik Rusia dan Ukraina, banyak negara sebenarnya terlibat baik langsung maupun tidak langsung.

Pihak Rusia mengklaim bahwa invasi itu terjadi tak lain karena AS dan sekutunya terlalu mencampuri hubungannya dengan Ukraina dan ingin menjadikan Ukraina bak boneka. Rusia menyebut bahwa pihaknya menemukan laboratorium biologis alias biolab yang merupakan milik AS banyak dibangun di Ukraina dan hal itu dianggap membahayakan.

5 Mitos Tentang Masturbasi, Benarkah Bisa Hilangkan Keperawanan?

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat diwawancarai oleh VIVA mengatakan bahwa ada lebih dari 30 biolab yang dibangun oleh AS di Ukraina saja.

Baca juga: Tentara Chechnya Perkosa Wanita Ukraina, Militer Rusia Bantu Korban

Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung

“Saya yakin tentang biolab yang dibangun oleh AS. Lebih dari 30 biolab, lebih dari 30 di Ukraina saja dan 300 di seluruh dunia,” kata Lyudmila saat ditemui di kediaman resminya di Jakarta pekan lalu.

Selain itu dia menekankan bahwa biolab yang berada di Ukraina sedang mengembangkan pathogen berbahaya yang dapat menyebarkan penyakit yang bisa mematikan Dubes Rusia itu mengatakan bahwa mereka memiliki bukti mengenai pengembangan patogen berbahaya tersebut dan bukan asal tuduh.

“Dan sekarang kami memiliki semua dokumen yang membuktikan bahwa apa yang terjadi di biolab yang dikendalikan sepenuhnya oleh AS,” ujar Lyudmila pada Selasa 5 April 2022.

“Ini adalah pengembangan patogen yang sangat berbahaya yang dapat dilepaskan dan menyebarkan penyakit yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan 10 dari 1000 kematian,” sambungnya.

Menurut Lyudmila, lab tersebut adalah senjata biologis yang sebenarnya dapat menghancurkan banyak orang dalam sekali penggunaan. Dia juga percaya bahwa pengembangan patogen berbahaya di laboratorium di Ukraina digunakan akan bisa digunakan menyerang orang Rusia.

Lyudmila menekankan bahwa Rusia sendiri telah menghancurkan semua stok senjata kimianya pada 2018 lalu. Rusia lanjutnya terbukti berkomitmen secara internasional untuk tidak pernah menggunakan senjata kimia mereka.

“Kami telah menghancurkan semua stok senjata kimia kami pada 2018, terbukti secara internasional kami berkomitmen. Kami memenuhi kewajiban kami di bawah konvensi larangan senjata kimia. Kami tidak memiliki senjata kimia,” kata Lyudmila lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya