3 Bulan Perang Rusia-Ukraina, Kehidupan Warga Rusia Mulai Sulit

Pusat perbelanjaan di Moskow, Rusia, sepi pengunjung.
Sumber :
  • AP Photo

VIVA – Dampak perang akibat invasi terhadap Ukraina yang diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari lalu tampaknya jauh dari wilayah Rusia. Namun, setelah beberapa hari perang, Rusia dihantam banyaknya sanksi ekonomi dari negara-negara Barat.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Setelah perang memasuki 3 bulan, banyak orang Rusia terguncang akibat pukulan sanksi ke negaranya, dan berdampak pada mata pencaharian serta emosi mereka.

Melansir dari AP, Selasa 24 Mei 2022, sebuah mal atau pusat perbelanjaan Moskow yang luas telah berubah menjadi hamparan etalase tertutup, yang dulunya banyak dikunjungi oleh konsumen Barat.

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

Bukan hanya itu, McDonald’s yang telah buka di Rusia sejak 1990 juga hengkang dari Rusia sepenuhnya sebagai tanggapan atas invasi yang dilakukan Rusia ke negara tetangganya itu.

Selain McDonald’s, IKEA juga menghentikan operasinya di Rusia. Karena hal ini, puluhan ribu pekerja yang dulunya aman, sekarang tiba-tiba kehilangan pekerjaan dalam waktu singkat.

Ngeri, Ada Ramalan Jayabaya Diduga Sebut Tanda Perang Dunia Ketiga

Industri utama raksasa minyak BP dan Shell, serta pembuat mobil Renault juga memilih menghentikan operasi mereka, meskipun mereka tahu Rusia adalah investasi terbesar mereka.

Beberapa pemuda juga ketakutan dan melarikan diri karena takut Kremlin akan memberlakukan wajib militer untuk memberi makan mesin perangnya.

Namun, melarikan diri dari Rusia menjadi jauh lebih sulit dari sebelumnya, karena 27 negara Uni Eropa bersama dengan Amerika Serikat (AS) dan Kanada telah melarang penerbangan ke dan dari Rusia.

Selain itu, setelah pihak berwenang Rusia mengesahkan undang-undang yang menyerukan hukuman 15 tahun penjara terkait berita palsu tentang perang, banyak media independen yang menutup dan menangguhkan operasinya.

Andrei Kolesnikov dari Carnegie Moscow Center, menulis dalam sebuah komentar bahwa masyarakat Rusia saat ini dicengkram oleh ketundukan yang agresif.

Protes antiperang terjadi di Moskow Rusia usai Ukraina diinvasi

Photo :
  • Video The Guardian

“Diskusi semakin luas dan luas. Anda dapat menyebut rekan senegara anda, sesama warga negara, tetapi jika seseorang kebetulan memiliki pendapat yang berbeda, maka orang lain akan menganggap dia pengkhianat dan menganggap orang tersebut lebih rendah,” kata Andrei.

Menurutnya juga, konsekuensi ekonomi belum sepenuhnya dimainkan. Pada hari-hari awal perang, rubel Rusia sudah kehilangan setengah nilainya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya