Presiden Korsel Minta Maaf Kepada Warga yang Terdampak Banjir di Seoul
- Kim Hong-ji/Pool Photo via AP
VIVA Dunia – Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, meminta maaf kepada rakyatnya yang terdampak banjir, pada Rabu 10 Agustus 2022, atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh hujan lebat yang memporak-porandakan ibu kota Seoul minggu ini.
Yoon menyampaikan permintaan maaf dalam pertemuan pemerintah tentang tanggapan terhadap banjir di Seoul dan sekitarnya, yang menewaskan sembilan orang dan tujuh orang hilang.
"Saya berdoa untuk para korban dan meminta maaf atas nama pemerintah kepada orang-orang yang menderita ketidaknyamanan," katanya, dikutip dari The Korea Times, Rabu, 10 Agustus 2022.
Pada pertemuan pemerintah terpisah sebelumnya, Yoon menginstruksikan pejabat untuk memastikan yang lemah dan rentan dilindungi dari kerusakan akibat rekor curah hujan yang terjadi. "Mereka yang berjuang secara finansial atau dengan kesulitan fisik pasti lebih rentan terhadap bencana alam."
Yoon mencatat bahwa negara itu aman hanya jika orang-orang tersebut aman.
“Saya berharap anda akan aktif bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melihat lebih dekat apakah ada kelompok rentan yang tidak dapat berbuat apa-apa, meskipun menderita kerusakan akibat hujan lebat, dan memastikan mereka dapat segera kembali ke kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Cuaca abnormal
Komentar Yoon datang sehari setelah dia mengunjungi sebuah apartemen semi-basement di Seoul, di mana sebuah keluarga beranggotakan tiga orang, termasuk seorang wanita dengan cacat perkembangan, tewas dalam banjir bandang awal pekan ini.
Dia menambahkan bahwa memang benar bahwa itu adalah cuaca tidak normal, tetapi mereka tidak bisa lagi menyebut cuaca abnormal sebagai tidak normal. Korea Selatan mencatat bahwa hujan baru-baru ini adalah yang terberat sejak pengamatan cuaca dimulai 115 tahun yang lalu.
"Kita bisa melihat level rekor baru kapan saja. Ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa lagi merespons berdasarkan kasus-kasus sebelumnya. Kita harus merespons dengan skenario yang lebih buruk dari perkiraan."
Presiden Korea Selatan itu lebih lanjut menekankan tanggung jawab tak terbatas negara dalam melindungi warganya, dengan mengatakan bahwa dia ingin semua pejabat publik mengingat tugas itu.