10 Orang, Termasuk Ulama Terkemuka Tewas dalam Ledakan di Masjid Kabul

Ilustrasi ledakan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO

VIVA Dunia – Sebuah masjid di Kabul, Ibu Kota Afghanistan, dibom, Rabu 17 Agustus 2022. Sedikitnya 10 orang termasuk ulama terkemuka, tewas dalam ledakan di masjid Kabul itu. 

4 Tentara Israel Terluka Akibat Bom Hizbullah di Lebanon

Selain menewaskan 10 orang, ledakan di masjid Kabul, Afghanistan tersebut juga melukai setidaknya 27 orang, termasuk anak-anak. Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut. 

Serangan di masjid itu merupakan yang terbaru sejak Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan, tahun lalu. Dilansir dari AP, ISIS telah meningkatkan serangan yang menargetkan Taliban dan warga sipil sejak Taliban mengambil alih Afghanistan. 

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Pejuang taliban.

Photo :
  • AP Photo/Ebrahim Noroozi.

Taliban menjadi penguasa di Afghanistan ketika pasukan AS dan NATO berada di tahap akhir penarikan pasukannya dari negara itu.  Pekan lalu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang ulama terkemuka Taliban di pusat keagamaannya di Kabul. 

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Menurut saksi mata, ledakan di Masjid Siddiquiya di Kota Kher Khanna merupakan bom bunuh diri. Ulama yang dibunuh adalah Mullah Amir Mohammad Kabuli.

Saksi menambahkan, ada lebih dari 30 orang lainnya terluka. Rumah Sakit Darurat Italia di Kabul mengatakan bahwa sedikitnya 27 warga sipil yang terluka, termasuk lima anak-anak. Mereka ke sana dari lokasi ledakan bom. Ada kekhawatiran jumlah korban bisa meningkat lebih lanjut.

Khalid Zadran, juru bicara yang ditunjuk Taliban untuk kepala polisi Kabul, membenarkan sebuah ledakan di dalam sebuah masjid di Kabul utara tetapi tidak menyebutkan jumlah korban atau jumlah korban tewas dan luka-luka. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid juga mengutuk ledakan itu dan bersumpah dan berjanji akan menghukup pelaku dengan keras.  

"Pelaku kejahatan semacam itu akan segera diadili dan akan dihukum," ujarnya.

Sejak mendapatkan kembali kekuasaan, Taliban yang merupakan kelompok pemberontak menghadapi krisis ekonomi yang melumpuhkan karena masyarakat internasional, yang tidak mengakui pemerintah Taliban, membekukan dana untuk negara itu. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya