Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Taliban Afghanistan
Sumber :
  • X

Afghanistan – Pihak Taliban dari Afghanistan telah mengumumkan bahwa mereka berencana untuk membatasi atau memblokir sepenuhnya akses ke sosial media Facebook di negara tersebut, sebuah tindakan yang dikutuk oleh aktivis hak asasi manusia sebagai “pemblokiran berekspresi”.

Ajak Netizen Pakai Medsos untuk Hal Positif, Aurelie Moeremans: Aku Banyak Banget Dapet Kerjaan

Penjabat menteri telekomunikasi dan teknologi informasi Taliban, Najibullah Haqqani membenarkan rencana tersebut dalam sebuah wawancara dengan TOLO News yang berbasis di Kabul pekan lalu.

Haqqani mengatakan bahwa pemblokiran platform media sosial tersebut adalah “demi kepentingan bangsa.” Ia menambahkan bahwa karena pemuda Afghanistan tidak berpendidikan untuk menggunakan Facebook dalam “cara yang positif”, penggunaannya “hanya membuang-buang waktu dan uang.”

Merinding, Beredar Gambar yang Diduga Penampakan Seorang Youtuber Cantik Swafoto dengan Setan

Meta (Facebook).

Photo :
  • The Guardian

Rezim Islam garis keras tersebut juga telah melarang halaman Facebook untuk outlet berita asing termasuk BBC, Voice of America dan Radio Free Europe/Radio Liberty yang didanai Kongres AS, dan lembaga penyiaran publik Jerman Deutsche Welle (DW) tetapi halaman-halaman tersebut masih dapat diakses oleh pembaca di dalam negeri, kata Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) per hari Senin, melansir The Independent, Sabtu, 13 April 2024.

Rumah Digruduk Warga, Via Vallen Tetap Santai Update Sosmed Tentang Kehamilan

Para jurnalis dan aktivis Afghanistan melihat usulan tersebut sebagai upaya untuk semakin membatasi kebebasan berekspresi dan kebebasan media. Keputusan untuk membatasi atau memblokir Facebook di Afghanistan akan menjadi “pukulan lebih lanjut terhadap kebebasan informasi” di negara yang dilanda perang tersebut, kata CPJ.

Pernyataan tersebut juga merujuk pada penahanan jurnalis di Afghanistan, penutupan situs berita Afghanistan dan pembatasan akses ke media asing.

Koordinator program CPJ di Asia, Beh Lih Yi, mengutuk rencana terbaru rezim sementara Taliban.

“Platform media sosial, termasuk Facebook, telah membantu mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh penurunan industri media Afghanistan sejak pengambilalihan Taliban pada Agustus 2021 dan tindakan keras terhadap kebebasan pers yang terjadi setelahnya. Usulan larangan tersebut menyoroti sensor yang semakin buruk yang dilakukan oleh Taliban,” katanya.

CPJ menunjukkan bahwa Facebook adalah salah satu platform media sosial paling populer di Afghanistan untuk menyebarkan berita dan informasi di negara tersebut.

Hanya sehari setelah Taliban menguasai Afghanistan pada Agustus 2021 dari tangan AS, Facebook mengatakan akan terus melarang konten Taliban dari platformnya, dengan menyebut kelompok itu sebagai organisasi teroris.

Pejabat di Facebook menambahkan bahwa mereka telah mengkonsolidasikan tim ahli Afghanistan yang berdedikasi untuk memantau dan menghapus konten yang terkait dengan grup tersebut.

Taliban Afghanistan

Photo :
  • X

Taliban juga memiliki akun secara virtual di X (sebelumnya Twitter). Pada tahun 2023, kelompok tersebut bahkan menggunakan fitur verifikasi berbayar di situs milik Elon Musk itu untuk menampilkan tanda centang biru di akun mereka.

Seperti diketahui, jutaan orang di Afghanistan memiliki akses terbatas terhadap layanan seluler dan koneksi internet akibat semakin meluasnya pemadaman informasi.

Pihak berwenang telah melarang pendidikan dan pekerjaan bagi anak perempuan dan perempuan, lembaga pendidikan formal, hiburan melalui musik, layanan salon dan perawatan, serta kehadiran perempuan di taman nasional, ruang publik, dan taman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya