Hamas Bantah Bunuh Warga Sipil di Israel Selatan

Brigade Al-Qassam, Sayap Militer Hamas Palestina
Sumber :
  • AP Photo

Gaza – Seorang pejabat Hamas membantah klaim bahwa pihaknya telah membunuh ratusan warga sipil Israel dalam serangan mematikan di Israel selatan. Hal itu ia sampaikan saat melakukan wawancara dengan Sky News, pada Senin, 9 Oktober 2023.

Top Trending : Pengalaman Tinggal Dekat Landasan Udara hingga Anak Kiai Sering Open BO Waria

Direktur Hubungan Internasional Hamas, Basem Naim menyebut bahwa semua tuduhan itu merupakan propaganda yang sengaja dibuat oleh Israel.

Mark Austin dari Sky News awalnya bertanya kepada Basem Naim, bagaimana membunuh ratusan warga sipil akan memajukan perjuangan Palestina?

Protes Meluas di Universitas Spanyol, Mahasiswa Minta Putus Hubungan dengan Israel

VIVA Militer: Serangan udara militer Israel di Jalur Gaza, Palestina

Photo :
  • npr.org

"Saya benar-benar terkejut bahwa anda, dari kalangan saluran (media) yang dihormati akan mengadopsi propaganda Israel. Tidak ada yang bisa mengkonfirmasi berita ini," jawab Naim, dikutip pada Kamis, 12 Oktober 2023.

Terima Ancaman, Badan Bantuan PBB untuk Palestina Tutup Kantornya di Yerusalem Timur

Bingung dengan penyangkalan tersebut, Mark Austin menekan Naim dengan mempertanyakan apakah warga sipil Israel sebenarnya tidak tewas.

"Apakah Anda menyadari betapa tidak masuk akalnya hal itu?," tanyanya.

“Kami tidak membunuh satupun warga sipil,” jawab Naim.

Sebelum melanjutkan pidatonya, Naim menjelaskan bahwa dirinya memiliki bukti yang kuat, yang memperlihatkan bagaimana Israel justru jauh lebih kejam dalam membabat habis warga Palestina.

"Kami mempunyai berita dan video yang menunjukkan apa yang dilakukan Israel saat ini di Gaza, berdasarkan apa yang disebut Doktrin Hannibal (Prosedur kontroversial yang digunakan Pasukan Pertahanan Israel untuk mencegah penangkapan tentara Israel oleh pasukan musuh) untuk membunuh ribuan warga Palestina, termasuk para sandera," ucapnya.

Ketika Austin mendesaknya mengenai semua bukti yang jelas-jelas mengarah pada pembantaian warga sipil yang tidak bersalah, Naim membalas dengan mengatakan bahwa dirinya perlu menjelaskan lebih dulu apa itu warga sipil menurut pandangan mereka.

"Kami belum membunuh warga sipil mana pun, dan kami juga perlu mendefinisikan ulang apa yang dimaksud dengan warga sipil," katanya.

"Kami tidak dapat mempertimbangkan (membedakan) seorang warga sipil di Tepi Barat. Mereka membawa senjata dan membakar kota Huwara dan mengklaim sebagai warga sipil. Kita tidak bisa membiarkan siapapun yang duduk di sekitar perbatasan, bekerja dalam perpecahan untuk mengendalikan dan mengepung 2,3 juta orang di penjara terbuka terbesar (Palestina) sebagai warga sipil."

"Anda tidak pernah aman, Anda harus memilih apakah akan mati karena F-35 atau karena kekurangan gizi," lanjutnya.

Dia juga dengan tegas menyebut bahwa Israel membunuh lebih dari 100 warga sipil di tengah sebuah pasar di Jabalia, kamp pengungsi.

Mengibaratkan daerah kantong itu seperti sebuah panci presto, ia berkata bahwa pihaknya tidak punya pilihan selain 'mengetuk pintu penjara terbuka itu' dan bersuara karena agresi Israel.

Ketika ditanya apakah Iran ada hubungannya dengan serangan gencar itu, Naim dengan tegas membantahnya.

"Tidak. Ini murni respons perlawanan Palestina terhadap agresi berkelanjutan terhadap warga sipil Palestina."

Naim juga menolak untuk mengungkapkan jumlah sandera yang ditangkap Hamas, tetapi meyakinkan Austin bahwa mereka akan diperlakukan dengan baik, baik itu pria, wanita atau anak-anak.

Konflik Israel-Palestina

Photo :
  • (Foto AP/Tsafrir Abayov, File)

Sejalan dengan itu, Naim merujuk pada Gilad Shalit, seorang tentara IDF yang ditangkap oleh Hamas pada tahun 2006 dan dibebaskan dalam perjanjian pertukaran dengan Israel pada tahun 2011. Dia menyebutkan bahwa Shalit diperlakukan secara manusiawi.

Pada titik tertentu, Austin kembali menekankan isu 700 warga sipil Israel yang terbunuh, Naim menegaskan bahwa mereka semua, karena mereka pernah bertugas di IDF, bahkan sebagai juru ketik, maka mereka dicap sebagai tentara Israel.

Ketika ditanya apa pencapaian utama yang dihasilkan oleh serangan mereka, dia berkata bahwa selama ini Palestina selalu diabaikan. 

"Kami telah diabaikan karena konflik antara Amerika dan Tiongkok, antara Ukraina dan Rusia, dan penderitaan kami selama 75 tahun akhirnya akan segera didiskusikan."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya