Kesaksian Dokter saat RS Al Ahli di Gaza Dibom: Ini Pembantaian Besar-besaran
- timesofisrael.com
Gaza – Konflik Israel-Hamas masih terus bergulir, hingga menewaskan ribuan orang di kedua sisi. Dalam serangan yang baru-baru ini terjadi di Rumah Sakit Al-Ahli, di Gaza, membuat dua kubu tersebut saling menyalahkan atas serangan tersebut.
Hamas, menyalahkan Israel atas serangan udaranya yang dianggap biadab terhadap infrastruktur yang dilindungi secara internasional itu.
Namun, Israel membantah klaim Hamas dan mengatakan bahwa serangan itu bukan dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), melainkan oleh Hamas yang telah gagal meluncurkan roketnya dan mengenai bangunan rumah sakit itu.
Terlepas dari klaim masing-masing pihak, dunia terlanjur untuk mengecam tindakan brutal yang menewaskan ratusan warga Palestina di rumah sakit.
Salah satu ahli bedah asal London yang bekerja di Gaza menceritakan bagaimana situasi ketika ledakan besar terjadi di Rumah Sakit Al-Ahli.
Foto-foto rumah sakit menunjukkan api melalap aula, pecahan kaca dan bagian tubuh berserakan di sekitar reruntuhan.
Video lainnya yang diposting ke Instagram Stories seorang paramedis Palestina menunjukkan petugas pertolongan pertama tiba di rumah sakit dan mengeluarkan jenazah yang berlumuran darah.
“Terdengar suara rudal yang dahsyat dan kemudian terdengar bunyi gedebuk yang keras,” kata Dr. Ghassan Abu-Sittah, dikutip dari NBC News, Kamis, 19 Oktober 2023.
Dia mengatakan langit-langit ruang operasi runtuh dan dia tersandung ke pintu samping, di mana dia melihat orang-orang membawa korban luka dan berjalan dengan darah mengalir berlumuran debu. Kemudian dia pergi ke halaman rumah sakit, yang menurutnya terbakar dan penuh dengan mayat.
"Setelah itu, saya pergi untuk membantu di ruang gawat darurat, memasang tourniquet dan menyadarkan seorang pria yang kakinya patah dan seorang lagi yang terkena pecahan peluru di lehernya," ujarnya.
“Ini benar-benar pembantaian besar-besaran."
Dia menambahkan bahwa para dokter tidak dapat berhenti bekerja karena situasi yang mendesak.
Jika jumlah korban tewas akibat bom rumah sakit yang berjumlah 500 orang terkonfirmasi, maka ini akan menjadi insiden paling mematikan di Gaza sejak serangan teroris Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa mereka mengutuk keras serangan itu.
“Rumah sakit itu beroperasi, dengan pasien, penyedia layanan kesehatan dan perawatan, serta pengungsi internal berlindung di sana. Laporan awal menunjukkan ratusan korban jiwa dan cedera,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Situasi warga sipil di Gaza semakin mengerikan ketika Israel terus melakukan serangan udara dan memberlakukan blokade terhadap air, makanan, bahan bakar, pasokan medis, dan listrik.
Sumber daya tersebut kini terbatas, dan ratusan ribu orang telah mengungsi ke selatan.
Pemboman ini juga merupakan pukulan terbaru terhadap komunitas medis di Gaza, yang sudah berada di ambang kehancuran.
Rumah sakit telah menyediakan perlindungan bagi orang-orang yang mencoba melarikan diri dari pemboman di daerah kantong yang terkepung tersebut sejak pekan lalu.