Korban Tewas Anak-anak Lampaui 4 ribu, Israel Ogah Hentikan Serangan ke Palestina

Serangan rudal Israel menghancurkan wilayah Utara Jalur Gaza
Sumber :
  • AP Photo/Mohammed Dahman

VIVA – Menurut kementerian kesehatan Palestina, setidaknya 4.008 anak telah tewas dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza dan jumlah korban tewas setelah hampir sebulan pemboman Israel mencapai 9.770.

Hamas soal Perdamaian: Bola Ada di Tangan Israel

Pada Minggu sore, serangan udara Israel menghantam beberapa rumah di dekat sebuah sekolah di kamp pengungsi Bureji di Gaza tengah, menewaskan sedikitnya 13 orang, menurut pejabat di Rumah Sakit Al-Aqsa. Kamp tersebut dihuni oleh sekitar 46.000 orang dan juga diserang pada Kamis lalu.

Pembantaian yang sesungguhnya

Israel Hancurkan 603 Fasilitas Air di Gaza Selama Perang

VIVA Militer: Serangan militer Israel di Jalur Gaza, Palestina

Photo :
  • standard.co.uk

Arafat Abu Mashaia, seorang warga kamp al-Maghazi, mengatakan serangan udara Israel meratakan beberapa rumah bertingkat tempat orang-orang yang terpaksa keluar dari wilayah lain di Gaza berlindung.

Israel Bombardir Rafah, Peringatan AS Diabaikan

“Itu benar-benar pembantaian. Semua yang ada di sini adalah orang-orang yang damai. Saya menantang siapa pun yang mengatakan ada [pejuang] perlawanan di sini,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Senin, 6 November 2023.

Kamp tersebut, yang merupakan kawasan perumahan, terletak di zona evakuasi di mana militer Israel mendesak warga sipil Palestina untuk mencari perlindungan karena mereka memfokuskan serangan militernya ke utara.

Serangan udara milter Israel menghancurkan bangunan di Gaza, Palestina

Photo :
  • AP Photo/Fatima Shbair

Saeed al-Nejma (53), mengatakan dia sedang tidur bersama keluarganya ketika ledakan terjadi di lingkungan tersebut. 

“Sepanjang malam, saya dan teman-teman lainnya berusaha mengambil korban tewas dari reruntuhan. Kami punya anak, dipotong-potong, dicabik-cabik dagingnya,” katanya.

Pesawat-pesawat Israel kembali menjatuhkan selebaran, mendesak masyarakat untuk menuju ke selatan Gaza selama empat jam pada hari Minggu. 

Kerumunan orang terlihat berjalan menyusuri jalan raya utama utara-selatan dengan hanya membawa apa yang bisa mereka bawa. 

Seorang pria mengatakan dia harus berjalan sejauh 500 meter (1.640 kaki) dengan tangan terangkat saat melewati pasukan Israel. Yang lain menggambarkan melihat mayat di dalam mobil yang rusak di sepanjang jalan.

“Anak-anak pertama kali melihat tank. Ya ampun, kasihanilah kami,” kata seorang warga Palestina yang menolak menyebutkan namanya.

Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Khan Younis, mengatakan tampaknya ada “serangan sistematis” terhadap kamp pengungsi Gaza oleh pasukan Israel.

“Serangan udara yang berulang-ulang terhadap kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah dan selatan adalah alasan mengapa masyarakat tidak menganggap serius pengumuman Israel yang menjamin koridor aman untuk melakukan perjalanan ke selatan,” katanya.

Menurut PBB, 1,5 juta orang kini menjadi pengungsi internal di Gaza dari total populasi 2,3 juta jiwa. Pemogokan dan pengungsian terjadi ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat yang diduduki pada hari Minggu.

Blinken menegaskan kembali posisi Washington yang menyerukan “ jeda kemanusiaan ” di Gaza untuk melindungi warga sipil dan mengizinkan warga negara asing untuk pergi sambil “masih memungkinkan Israel mencapai tujuannya” untuk mengalahkan Hamas.

Baik Mesir maupun Yordania mengecam sikap tersebut secara terbuka pada konferensi pers pada hari Sabtu, dan malah menyerukan gencatan senjata segera, yang sejalan dengan sikap para pemimpin lain di wilayah tersebut.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menolak gagasan untuk menghentikan serangan tersebut, mengabaikan seruan dan protes di seluruh dunia.

“Tidak akan ada gencatan senjata tanpa kembalinya sandera kami, kami mengatakan hal ini kepada musuh dan teman kami. Kami akan terus melanjutkan sampai kami mengalahkan mereka,” kata Netanyahu kepada awak udara dan darat di Pangkalan Angkatan Udara Ramon di Israel selatan pada hari Minggu.

Israel mengatakan pihaknya menargetkan pejuang dan aset Hamas, menuduh kelompok tersebut menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia. Kritikus mengatakan serangan Israel tidak proporsional, mengingat banyaknya warga sipil yang tewas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya