Intip Kekayaan 4 Pemimpin Hamas: Rumah Mewah di Qatar hingga Jet Pribadi

Para pemimpin Hamas
Sumber :
  • Daily Mail

VIVA Dunia – Nama kelompok pejuang Hamas saat ini tengah menjadi sorotan, usai dengan berani menyerang Israel pada 7 Oktober lalu, yang memicu besarnya perang yang kini tengah berlangsung di Gaza.

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun Untuk Bangun Semua Rumah yang Hancur di Gaza

Kondisi di Jalur Gaza sudah lama memprihatinkan, dan wilayah tersebut sangat rentan perang. 

Bahkan sebelum pecahnya perang setelah serangan teror Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, separuh warga Palestina yang tinggal di Gaza bergantung pada makanan yang dipasok oleh PBB.

Cuma Pakai 20 Persen Kekuatan, Iran Bikin Israel Babak BelurJender

VIVA Militer: Pasukan Hamas Palestina

Photo :
  • globaltimes.cn

Kondisi tersebut telah memburuk selama sebulan terakhir, ketika Israel terus melakukan pemboman di Jalur Gaza seluas 140 mil persegi dalam misinya untuk menghancurkan Hamas.

Turkiye to Follow South Africa's Genocide Case Against Israel

Hamas adalah salah satu kelompok yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan banyak dicap sebagai kelompok "teroris" oleh beberapa negara di dunia.

Menurut laporan Daily Mail, tiga pemimpin paling senior Hamas, yaitu Mousa Abu Marzouk, Khaled Mashal dan Ismail Haniyeh masing-masing memiliki kekayaan bersih lebih dari $3 juta atau Rp46 miliar. Menurut laporan, pendapatan tahunan Hamas adalah sebesar $1 miliar atau Rp15 miliar dan menyatakan bahwa kelompok tersebut berada di urutan kedua setelah ISIS sebagai kelompok 'teror' terkaya di dunia. 

Hamas terkenal karena sayap militernya, dengan laporan bahwa mereka memiliki sekitar 40.000 tentara yang royal. Kelompok ini juga merupakan otoritas de facto yang memerintah Gaza, menjalankan berbagai organisasi termasuk sistem layanan kesehatan, layanan sosial, dan media. 

Ismail Haniyeh (kanan) di jet pribadinya

Photo :
  • Daily Mail

Mereka mengambil alih kekuasaan pada tahun 2006, dengan pemimpin politiknya Ismail Haniyeh mengambil alih peran perdana menteri pada tahun itu. 

Menurut outlet berita Jerman Bild, ada empat pejabat Hamas yang menjadi sangat kaya selama bertahun-tahun, selain trio Abu Marzouk, Khaled Mashal dan Ismail Haniyeh, serta pejabat keempat bernama Younis Qafisheh.

Haniyeh diyakini sebagai orang terkaya di antara ketiganya, dan memiliki bisnis di bidang minyak zaitun dan rempah-rempah za'atar. Ia kini tinggal di Qatar. 

Haniyeh, ayah dari 13 anak yang kini berusia 61 tahun, pernah diisukan menjalani kehidupan mewah di hotel di Qatar dan Turki. 

Tabloid Jerman Bild melaporkan bahwa ia sering melakukan perjalanan antara Teheran, Istanbul, Moskow, dan Kairo dengan jet pribadinya untuk bertemu dengan para pemimpin di negara-negara sahabat, dan dua putranya, Maaz dan Abdel Salam, sering terlihat di postingan Instagram sedang bersantai di tempat tidur hotel di Istanbul atau Doha. 

Ismail Haniyeh (kanan) bermain pingpong di mansion mewahnya

Photo :
  • Daily Mail

Maaz, yang merupakan seorang maestro real estate yang sangat kaya, dikenal di Jalur Gaza sebagai 'bapak perumahan' karena banyaknya usaha real estate miliknya. 

Khaled Mashal, yang kini beruska 67 tahun, adalah mantan kepala biro politik Hamas. Dia sempat tinggal di Damaskus untuk menghindari Arab Spring di Suriah dan, seperti Haniyeh, sekarang tinggal di Qatar. Dari sana, dia menangani transaksi real estate dan keuangan untuk Hamas.

Mousa Abu Marzouk, yag berusia 72 tahun, adalah salah satu tokoh penting Hamas. Ia dianggap sebagai orang nomor dua dalam kelompok tersebut, dan merupakan menteri luar negeri Hamas. Setelah menghabiskan 14 tahun di AS, di mana ia pernah ditangkap pada tahun 1995 dan dideportasi setelah dua tahun, ia pindah ke Yordania, kemudian ke Suriah dan kemudian ke Kairo pada tahun 2012.

Para pemimpin Hamas

Photo :
  • Daily Mail

Younis Qafisheh yang berusia 67 adalah pejabat Hamas keempat yang disorot oleh Bild karena kekayaannya yang melimpah. Dia adalah salah satu manajer keuangan terpenting kelompok Hamas.

Qafisheh telah masuk dalam daftar sanksi AS sejak tahun 2022 karena 'terlibat dalam mengarahkan operasi Hamas dan (memegang) posisi kunci di beberapa perusahaan yang dikendalikan Hamas, termasuk Agrogate yang berbasis di Sudan, Trend GYO yang berbasis di Holding dan Turki.'

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya