Fasilitas Medis dan Rumah Sakit di Gaza Terjebak Dalam Pertempuran Sengit Israel-Hamas

Korban perang di Gaza menerima perawatan di rumah sakit Al-Shifa di Gaza,
Sumber :
  • AP Photo/Abed Khaled.

GazaRumah sakit dan fasilitas medis terjebak dalam pertempuran sengit antara Israel dan milisi Hamas di Kota Gaza. Dalam perang tersebut, fokus perhatian tertuju pada beberapa rumah sakit di Gaza yang kekurangan bahan bakar, listrik, hingga obat-obatan.

Hubungan Israel-Arab Saudi Alot, Menlu AS Temui Pangeran MBS

Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, di mana ribuan orang terjebak akibat pertempuran di dekatnya, juga terkena dampak yang cukup luar biasa, akibat perang sengit Israel-Hamas. 

Israel mengklaim bahwa pejuang Hamas beroperasi di terowongan di bawah rumah sakit, namun klaim itu dibantah oleh Hamas. Israel mengatakan pihaknya mengetahui dengan pasti bahwa ada pusat komando Hamas di bawah Al-Shifa. 

Hizbullah Tembakan Puluhan Rudal ke Pemukiman di Perbatasan Israel

Ibu kehilangan anaknya dalam serangan Israel di Gaza

Photo :
  • The Guardian

Israel mengatakan pihaknya tidak menargetkan rumah sakit secara langsung, namun mengakui adanya bentrokan di sekitar Al-Shifa dan fasilitas lainnya.

Kemalangan di Gaza, Warga Palestina Minum Air Tidak Layak Konsumsi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 36 fasilitas kesehatan termasuk 22 rumah sakit telah rusak sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, dan hanya sedikit yang masih beroperasi. 

Berikut informasi mengenai situasi di fasilitas utama di Gaza utara. 

Rumah Sakit Al-Shifa

WHO mengatakan pada Minggu, 12 November 2023, bahwa Al-Shifa di Kota Gaza, rumah sakit terbesar dengan 700 tempat tidur telah berhenti berfungsi dan situasi di dalamnya mengerikan dan berbahaya. Jalan-jalan di sekitarnya dilanda pertempuran antara Hamas dan pasukan Israel. Infrastruktur penting juga rusak, menurut PBB.

Staf di rumah sakit itu kemudian mengatakan tidak mungkin untuk pergi tanpa menimbulkan risiko cedera atau kematian. Berbagai laporan dari dalam mengatakan tidak ada makanan dan bahan bakar untuk menjalankan generator.

Anak-anak Palestina menerima perawatan di rumah sakit Al-Shifa di Gaza.

Photo :
  • AP Photo/Abed Khaled.

Energi matahari digunakan untuk memberi daya pada beberapa sistem penting. Staf tersebut juga mengatakan bahwa tiga dari 39 bayi yang mereka rawat meninggal pada akhir pekan karena kurangnya inkubator. Bayi yang selamat berada pada risiko kematian yang serius, menurut dokter.

Meski demikian, juru bicara utama Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan, pada Sabtu, 11 November 2023, bahwa Israel akan memberikan bantuan untuk mengevakuasi bayi-bayi tersebut ke rumah sakit yang lebih aman. Namum, evakuasi itu belum terjadi hingga Senin sore. Staf rumah sakit menegaskan bahwa memindahkan bayi dengan aman memerlukan peralatan canggih, dan tidak ada rumah sakit yang lebih aman di Gaza.

Marwan Abu Saada, seorang ahli bedah di Al-Shifa, mengatakan bahwa terjadi pengeboman di sekitar rumah sakit, dan ambulans tidak dapat masuk. IDF juga mengatakan upaya untuk mengirimkan 300 liter bahan bakar ke rumah sakit itu gagal karena Hamas menolak menerimanya, tapi hal itu dibantah oleh Hamas.

Abu Saada mengatakan kepada BBC pada hari yang sama bahwa 300 liter hanya akan berfungsi selama 30 menit, rumah sakit membutuhkan 10.000 liter sehari untuk beroperasi secara normal.

Selain itu, meningkatnya risiko penyakit akibat kurangnya sanitasi dan pembusukan mayat yang tidak dapat disimpan di lemari es. Abu Saada mengatakan bahwa upaya untuk menguburkan jenazah telah digagalkan oleh perang di sekitar kompleks, dan lemari es kamar mayat telah mati karena kurangnya listrik. Bahkan, ada 100 jenazah yang belum dikuburkan di halaman rumah sakit, tambahnya.

Dr Marwan Al-Barsh, direktur jenderal kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, mengatakan bahwa selain halaman, kamar mayat rumah sakit juga dipenuhi dengan mayat. Dia menambahkan bahwa pejabat rumah sakit telah mencoba menguburkan mereka yang meninggal di rumah sakit, namun orang-orang tidak dapat keluar karena adanya ancaman.

RS Al-Ahli 

Seorang pria Palestina membawa mayat seorang anak yang tewas akibat serangan Israel. (ilustrasi)

Photo :
  • AP Photo/Mohammed Dahman.

Dr Tedros dari WHO mengatakan pada 10 November bahwa rumah sakit yang berfungsi di Jalur Gaza beroperasi jauh melebihi kapasitasnya. Dr Ghassan Abu Sittah, seorang dokter yang bekerja di Al-Ahli di Gaza utara, mengatakan bahwa rumah sakit tersebut kini menerima semua korban luka dari Kota Gaza, namun tidak memiliki sumber daya untuk mengatasinya.

Dia mengatakan bahwa ambulans datang membawa orang-orang yang terluka setiap 10 menit, dan staf rumah sakit tidak memiliki akses ke bank darah, yang menurutnya dikelilingi oleh tank-tank Israel.

“Kami tidak memiliki teknisi x-ray dan kami kekurangan obat-obatan hingga kami harus melakukan prosedur yang sangat menyakitkan pada luka besar agar tetap bersih tanpa analgesia, tanpa anestesi,” katanya, dikutip dari BBC Internasional, Selasa, 14 November 2023.

Dia menambahkan bahwa ruang operasi dihemat untuk operasi yang menyelamatkan nyawa karena kita tidak memiliki cukup sumber daya untuk merawat semua orang.

Bulan lalu, Al-Ahli juga menjadi lokasi ledakan mematikan yang menjadi pusat persaingan klaim antara Israel dan Hamas mengenai siapa yang bertanggung jawab. 

Rumah Sakit Al-Quds

Rumah sakit terbesar kedua di Jalur Gaza setelah Al-Shifa, Al-Quds, menurut Bulan Sabit Merah Palestina, tidak lagi beroperasi. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pada Sabtu, bahwa timnya terjebak di dalam rumah bersama 500 pasien dan sekitar 14.000 pengungsi, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Pada Minggu, dinyatakan bahwa rumah sakit tersebut tidak berfungsi dan tidak lagi beroperasi karena kehabisan bahan bakar dan pemadaman listrik.

"Rumah sakit tersebut dibiarkan berjuang sendiri di bawah pemboman Israel yang terus-menerus, sehingga menimbulkan risiko besar bagi staf medis, pasien, dan warga sipil yang kehilangan tempat tinggal."

Dikatakan juga bahwa konvoi evakuasi yang melakukan perjalanan dari Khan Younis di Gaza selatan menuju rumah sakit Al-Quds harus kembali setelah mengalami pengeboman tanpa henti.

Rumah Sakit Al-Rantisi dan Al-Nasr, bagian utara Kota Gaza 

Rumah Sakit Khusus Anak Rantisi yang dan rumah sakit Al-Nasr di dekatnya, di utara Kota Gaza, dievakuasi pada Jumat, 10 November 2023, kecuali segelintir pasien dan staf. Rantisi memiliki satu-satunya bangsal kanker anak di Gaza.

IDF menyampaikan kepada BBC rincian percakapan telepon antara seorang pejabat di Rantisi dan seorang perwira senior di IDF, di mana mereka mendiskusikan pengaturan untuk mendapatkan ambulans untuk mengevakuasi pasien.

Pejabat rumah sakit menanyakan tentang ratusan warga sipil pengungsi yang berkemah di kedua rumah sakit tersebut.  Di sisi lain, petugas Israel menyuruh mereka keluar melalui pintu masuk utama pada pukul 11:20 dan menjelaskan secara rinci jalan mana yang harus mereka lalui untuk meninggalkan Kota Gaza.

Dia juga dua kali mengatakan kepada petugas rumah sakit untuk memastikan warga sipil membawa sesuatu yang berwarna putih untuk menunjukkan bahwa mereka bukan kombatan. “Mereka semua akan keluar dengan tangan terangkat,” kata pejabat rumah sakit.

"Sempurna," kata orang Israel itu.

Dalam video yang diverifikasi oleh BBC, orang-orang yang mengibarkan bendera putih terlihat diserang ketika mereka berusaha meninggalkan Al-Nasr pada hari Jumat. Tetapi, tidak jelas dari mana asal suara tembakan dan siapa yang menembakkannya.

Dr Bakr Gaoud, kepala Rantisi, mengatakan bahwa pasukan Israel telah tiba pada akhir pekan lalu dan memberikan peta yang menunjukkan jalan keluar yang aman. "Kami menyeret pasien kami keluar dari tempat tidur mereka,” katanya, seraya menambahkan bahwa pasien dalam kondisi terburuk dikirim ke Al-Shifa, yang sudah kewalahan dan tidak berfungsi lagi.

Klinik Al-Sweidi (Swedia), kamp Shati

Pria Palestina membawa anak perempuan yang terluka ke rumah sakit.

Photo :
  • AP Photo/Fatima Shbair.

Kantor urusan kemanusiaan PBB mengatakan dalam pembaruannya pada Minggu malam bahwa klinik di Swedia telah dihantam dan dihancurkan oleh serangan udara, pada Sabtu. Ada sekitar 500 orang yang berlindung di sana, dan jumlah korban jiwa tidak jelas.

Pada Senin pagi, koresponden BBC di Gaza, Rushdi Abu Alouf, berbicara dengan Maryam al-Arabeed, seorang wanita berusia 65 tahun yang mengatakan bahwa tentara Israel telah memasuki fasilitas tersebut pada Minggu malam dan memindahkan semua orang ke luar.

Dia mengatakan bahwa dirinya menyaksikan buldoser Israel menghancurkan seluruh bangunan. "Mereka membawa keluar para pemuda termasuk ketiga putra saya dan memisahkan perempuan dan anak-anak," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa dia tidak tahu di mana putra atau kerabatnya berada, tetapi IDF mengatakan sedang menyelidiki laporan tersebut. "Berbeda dengan serangan yang disengaja Hamas terhadap pria, wanita, dan anak-anak Israel, IDF mengikuti hukum internasional dan mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk mengurangi kerugian sipil," ucap militer Israel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya