Kubu Israel Diduga Pecah, Eks PM Yair Lapid Desak Netanyahu Mundur dari Pemerintahan

VIVA Militer: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu
Sumber :
  • ynetnews.com

Israel  – Kubu Israel tampaknya sudah terbagi dua usai mantan Perdana Menteri Israel, Yair Lapid mendesak perdana menteri yang saat ini menjabat untuk mengundurkan diri dari jabatan tersebut. Hal tersebut lantaran agresi ke Jalur Gaza yang semakin mengerikan. 

Deretan Negara Asia Tenggara yang Berbentuk Republik

Lapid yang saat ini menjadi oposisi untuk PM Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pemerintah Israel telah menghilangkan kepercayaan publik usai kebobolan Hamas beberapa waktu lalu. Desakan ini merupakan yang pertama sejak agresi ke jalur Gaza beberapa waktu lalu. 

"Netanyahu tidak bisa tetap menjadi Perdana Menteri Israel. Kita memerlukan pemerintahan untuk pemulihan nasional. Dia harus mundur sekarang," kata Yair Lapid seperti dilansir dari laman CNN International pada Kamis, 16 November 2023. 

Prabowo Suarakan Solidaritas untuk Palestina, Soroti Standar Ganda Negara Barat

Perdana Menteri Israel Yair Lapid

Photo :
  • UN

"Kita tidak bisa membiarkan diri kita memiliki perdana menteri yang kehilangan kepercayaan publik, baik dari sudut pandang sosial maupun keamanan. Kita perlu mengubah pemerintahan,” ungkap Lapid. 

Tunggu Majelis Syuro, PKS Akan Tentukan Ikut Koalisi atau jadi Oposisi Lagi

Menurut dia, pemerintah yang saat ini menjabat tidak benar-benar berfungsi untuk negeri. Mereka justru melakukan berbagai hal dengan benar terhadap lembaga pertahanan Israel. Meski begitu, ia menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan pemilihan umum. 

Menariknya, desakan Netanyahu untuk mundur jadi PM bukan hanya berasal dari Lapid. Sebelumnya, sekelompok orang di Israel telah melakukan unjuk rasa di kediaman pemimpin Israel tersebut, di Yerusalem. 

"Bibi (sapaan Netanyahu) adalah seorang pembunuh," teriak beberapa pengunjuk rasa.

VIVA Militer: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu

Photo :
  • ynetnews.com

Sebagian besar warga Israel, terutama yang mendiami perbatasan dekat Jalur Gaza mengaku kecewa dengan pemerintahan Netanyahu. Mereka menilai bahwa Netanyahu lambat dalam melindungi dan mengevakuasi warganya dari serangan militan Hamas. 

Pada 4 November lalu, ratusan pendemo juga sempat turun ke jalan kompleks kediaman PM Netanyahu dengan menuntut dirinya untuk mundur. Para pendemo juga mendesak Netanyahu untuk diseret ke penjara karena tidak becus menjaga keamanan Israel. 

Seperti diketahui, sampai saat ini Israel masih terus melayangkan serangan, baik udara maupun darat ke Jalur Gaza. Tercatat, lebih dari 11.800 orang meninggal dunia dengan mayoritas adalah anak-anak dan perempuan warga sipil. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya