Umat Kristen di Gaza Jadi Sasaran Pelecehan dan Serangan Tentara Israel

Potret Pemakaman Warga Kristen Palestina usai Gereja Dibom Israel
Sumber :
  • Twitter

Gaza – Umat Kristen Palestina, yang keberadaannya sudah ada di Gaza sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu, tidak hanya menghadapi pembantaian di Jalur Gaza, tetapi mereka juga menjadi sasaran pelecehan dan serangan di wilayah-wilayah pendudukan.

Israel Bombardir Rafah, Puluhan Warga Gaza Tewas

Pasukan Israel, yang telah menghancurkan infrastruktur di Gaza dan menargetkan gereja dan masjid, telah membunuh banyak umat Kristen dan melakukan serangan psikologis dan fisik terhadap mereka.

Disebut sebagai Yahudi fanatik dan didorong oleh tokoh sayap kanan di pemerintahan Israel, kelompok ekstremis Yahudi kadang-kadang menyerang gereja-gereja di wilayah pendudukan Palestina. Ketidakmampuan polisi mencegah serangan-serangan ini juga menuai kritik.

AS dan Israel Kembali Berdiskusi Tentang Evakuasi di Gaza Selatan

VIVA Militer: Persekusi tentara Israel terhadap warga sipil Palestina

Photo :
  • independent.co.uk

Para pemimpin komunitas Kristen dan gereja-gereja di Kota Tua Yerusalem menuduh pemerintah Israel menutup mata terhadap serangan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap tempat-tempat suci, pendeta, dan masyarakat.

Di Forum Parlemen MIKTA, Puan Ingatkan Krisis di Gaza Berdampak pada Stabilitas Global

Dalam pidatonya pada bulan April, Kardinal Pierbattista Pizzaballa, perwakilan Vatikan di Yerusalem, mengatakan: “Komunitas Kristen semakin banyak diserang. Pemerintahan Netanyahu telah menguatkan mereka yang melecehkan pendeta dan menyerang properti keagamaan.”

Umat Kristen Palestina, khususnya pada malam Natal, juga telah menjadi sasaran berbagai serangan yang diberi label sebagai “kejahatan kebencian” dan “terorisme.”

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan serangan pemukim Yahudi terhadap umat Kristen, tokoh agama, dan tempat suci di Yerusalem Timur.

Dilansir dari Anadolu Ajansi, Kamis, 28 Desember 2023, lembaga-lembaga Kristen dan pendeta menuduh pemerintah Israel membiarkan pemukim Yahudi melakukan serangan tanpa mendapat hukuman.

Menurut laporan yang diterbitkan pada tahun 2021 oleh harian Israel Haaretz, polisi Israel menutup sembilan dari 10 investigasi kasus kejahatan rasial terhadap masjid dan gereja antara tahun 2018 dan 2020, dengan alasan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi pelakunya.

Penyerangan terhadap umat Kristiani terutama berbentuk meludah dengan maksud menghina dan juga kekerasan fisik.

Meskipun sebagian orang Yahudi menganggapnya sebagai “tradisi Yahudi kuno yang membawa berkah”, sebagian lainnya menyebutnya sebagai tindakan yang tidak ada hubungannya dengan hukum Yahudi.

Mereka yang mengalami serangan-serangan ini seringkali ragu-ragu untuk menghadapi orang-orang Yahudi fanatik yang berkeliaran dalam geng dan melakukan serangan yang bertujuan menghina dan mempermalukan orang.

Mereka yang menyatakan keberatan akan menghadapi kekerasan fisik atau terkena serangan gas air mata.

VIVA Militer: Tentara Israel di Ramallah, Tepi Barat, Palestina

Photo :
  • newarab.com

Umat Kristen Palestina di Tepi Barat, khususnya di Betlehem, yang dianggap sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus, tidak merayakan Natal tahun ini karena serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Kota bersejarah Betlehem di Tepi Barat tidak menghiasi jalanannya untuk perayaan Natal seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sebagai solidaritas dengan masyarakat Gaza, patung-patung kecil bayi Yesus ditempatkan di tengah reruntuhan dan kawat berduri, melambangkan reruntuhan, di gereja-gereja di seluruh Palestina, termasuk Gereja Kelahiran yang dibangun pada abad keempat di tempat yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya