Netanyahu Tak Izinkan Delegasi Israel ke Mesir untuk Perundingan Pertukaran Sandera

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu
Sumber :
  • Menahem Kahana/Pool Photo via AP

Tel AvivPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencegah delegasi dari negaranya untuk kembali ke Mesir untuk menghadiri pertemuan selama empat hari, yang membahas kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.

Pendukung Israel Provokasi Mahasiswa Pro Palestina di Universitas California

"Netanyahu tidak mengizinkan tim perunding (negosiasi) kembali ke Mesir pada hari Kamis untuk melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan penyanderaan,” menurut media lokal Channel 12 Israel.

Netanyahu (Doc: Anadolu Ajansi)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong
Kelompok Kemanusiaan Periksa Persenjataan Mematikan yang Belum Meledak di Gaza

“Netanyahu percaya bahwa Hamas harus menerima persyaratan yang ditetapkan Israel agar bisa mencapai kemajuan,” sambung lembaga penyiaran itu, dikutip dari ANews, Kamis, 15 Februari 2024.

Para pejabat dari Israel, Mesir, Qatar dan Amerika mengadakan pertemuan di Kairo, pada Selasa, 13 Februari 2024, untuk membahas gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera antara Hamas dan Israel.

Hubungan Israel-Arab Saudi Alot, Menlu AS Temui Pangeran MBS

“Posisi Hamas tidak berubah, dan mereka masih bersikeras untuk mengakhiri perang, yang tidak diterima oleh Israel,” kata lembaga penyiaran publik Israel, KAN.

Pekan lalu, Hamas mengusulkan rencana tiga tahap untuk gencatan senjata di Gaza yang mencakup jeda pertempuran selama 135 hari dengan imbalan pembebasan sandera, menurut sumber Palestina.

Namun, Netanyahu menolak tawaran Hamas untuk melakukan gencatan senjata dan bersumpah untuk melanjutkan perang di Gaza sampai kemenangan tercapai.

VIVA Militer: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu

Photo :
  • weforum.org

Sebagai informasi, Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, dan menewaskan sedikitnya 28.567 orang dan melukai 68.291 lainnya.

Perang Israel di Gaza juga telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya