Kim Jong Un Pamer Setir Tank Baru saat Sidak Latihan Militer Korut

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengemudikan tank baru bersama militernya
Sumber :
  • KCNA

Korut – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bergabung dan meninjau langsung latihan militer pasukannya dengan mengendarai sendiri tank model terbaru. Kemunculan Jong Un di latihan militer Korut ini menyusul saingannya Korea Selatan dan Amerika Serikat yang baru saja menyelesaikan latihan militer tahunan mereka.

Gegara Syuting Ilegal, Dita Karang Hingga Hyoyeon SNSD Ditahan di Bali

Ini adalah ketiga kalinya Kim dilaporkan mengamati latihan militer sejak dimulainya latihan Korea Selatan-AS selama 11 hari, yang ia pandang sebagai latihan untuk invasi.

Latihan militer gabungan Korsel-AS dinilai sebagai pilihan yang kurang provokatif dibandingkan uji coba rudal. Korea Utara telah mengintensifkan peluncuran rudal sejak tahun 2022 dan meningkatkan tensi di Semenanjung Korea sejak beberapa tahun ini.

Kisah Nyata di Balik Rumah Bagus Pasukan Tengkorak dan Hadiah 5 Miliar dari Jenderal TNI Maruli

Pada latihan tank hari Rabu, 13 Maret 2024, Kim memuji tank terbaru negaranya sebagai "yang paling kuat di dunia" dan mengatakan kepada pasukannya untuk meningkatkan "semangat juang" mereka dan menyelesaikan persiapan perang, menurut kantor berita resmi Korea Central News Agency dilansir AP News, Jumat, 15 Maret 2024.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengemudikan tank baru bersama militernya

Photo :
  • KCNA via AP
Innalillahi, Prajurit Terbaik TNI Angkatan Darat Meninggal Dunia Tersambar Petir

Dua latihan lainnya yang dia periksa baru-baru ini didedikasikan untuk latihan penembakan artileri dan manuver.

Tank tersebut pertama kali diperkenalkan saat parade militer pada tahun 2020, dan digunakan saat latihan pada hari Rabu menunjukkan bahwa tank tersebut siap untuk dikerahkan, kata para pakar Korea Selatan.

Foto-foto tank yang dirilis oleh Korea Utara menunjukkan tank tersebut memiliki tabung peluncuran rudal, sistem senjata yang sudah dioperasikan bekas Uni Soviet pada tahun 1970-an. 

Tank baru ini dapat menimbulkan ancaman bagi Korea Selatan, kata Yang Uk, seorang analis di Asan Institute for Policy Studies, namun masih harus dilihat apakah tank tersebut dapat diproduksi secara massal.

Kementerian Pertahanan Korea Utara pekan lalu mengancam latihan militer Korea Selatan-AS. Latihan militer tersebut melibatkan pelatihan pos komando yang disimulasikan komputer dan 48 jenis latihan lapangan, dua kali lipat jumlah yang dilakukan pada musim semi lalu. 

AS dan Korea Selatan telah memperluas latihan mereka sebagai respons terhadap uji coba senjata Korea Utara.

Kekhawatiran mengenai persiapan militer Korea Utara semakin mendalam sejak Kim Jong Un berjanji dalam pidatonya pada Januari lalu, untuk menulis ulang konstitusi guna menghilangkan tujuan jangka panjang negara tersebut untuk mengupayakan penyatuan Semenanjung Korea secara damai dan memperkuat Korea Selatan sebagai "Musuh utama yang tidak berubah-ubah". 

Dia mengatakan konstitusi baru harus menetapkan Korea Utara akan mencaplok dan menundukkan Korea Selatan jika terjadi perang lagi.

Tindakan Kim ini menandakan adanya perubahan mendasar sikap Korea Utara dalam kebijakannya terhadap Korea Selatan, "lebih dari sekedar retorika", karena dorongan Korea Utara sebelumnya untuk persatuan antar-Korea telah memungkinkan negara tersebut untuk terus menyerukan penarikan pasukan AS di Korea Selatan.

Pejabat kepresidenan Korea mengatakan kepada sekelompok kecil wartawan pada hari Senin. Dia meminta agar tidak disebutkan namanya, dengan alasan sensitifnya masalah ini.

Para pengamat mengatakan Kim mungkin ingin menggunakan persenjataannya yang telah ditingkatkan untuk memenangkan konsesi AS seperti keringanan sanksi internasional terhadap Korea Utara. 

Korea Utara diperkirakan akan memperluas kegiatan pengujiannya dan meningkatkan tensi perang tahun ini ketika Korea Selatan mengadakan pemilihan parlemen pada bulan April dan Amerika Serikat mengadakan pemilihan presiden pada bulan November.

"Pelatihan Korea Selatan-AS telah berakhir, namun pelatihan Korea Utara belum berakhir," kata Yang. "Mereka tidak akan diam saja… mereka telah membicarakan tentang perang," 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya