Salah Tembak, NATO Tolak Minta Maaf

Perang Libya
Sumber :
  • AP Photo/Altaf Qadri

VIVAnews - Komandan operasi pasukan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) secara tidak langsung mengakui bahwa mereka salah tembak saat serangan udara di Libya, Kamis kemarin. Namun, NATO menolak minta maaf atas kesalahan itu karena tidak pernah diberitahu pemberontak bahwa mereka menggunakan tank rampasan dari pasukan rezim Muammar Khadafi sehingga menjadi target pengeboman.

"Tampaknya dua serangan udara kami kemarin mungkin telah menyebabkan korban jiwa [di pihak pemberontak]," kata Laksamana Madya Russell Harding, deputi kepala operasi NATO asal Inggris, yang dikutip kantor berita Associated Press di Naples, Italia, Jumat 8 April 2011.

Namun, "Saya menolak minta maaf," kata Harding. "Situasi di lapangan saat itu sedang dan masih sangat cair [tidak menentu] dan hingga kemarin kami tidak punya informasi pasukan [pemberontak] itu menggunakan sejumlah tank," lanjut dia.    

Keterangan Harding itu bertolak belakang dengan klaim pemberontak. Menurut stasiun berita ABC, Jumat 8 April 2011, NATO sudah mengirim pemerintaan maaf dan itu  diterima oleh salah seorang pimpinan pemberontak, Suleiman Rafardi. Namun, menurut dia, permintaan maaf NATO itu belum cukup meredakan kemarahan pemberontak.

Menurut kantor berita Associated Press, serangan udara salah sasaran itu terjadi di luar Brega--kota strategis yang menjadi pelabuhan minyak--pada Kamis waktu setempat. Menurut ABC, jumlah korban salah sasaran itu bertambah menjadi sedikitnya 13 orang dan 10 lainnya terluka.

Seorang komandan pemberontak, Ayman Abdul-Karim, mengaku melihat sejumlah tank dan iring-iringan kendaraan pemberontak dijatuhi bom oleh pesawat tempur NATO. Dia mengungkapkan bahwa ada sejumlah kendaraan pemberontak yang, berdasarkan saran NATO, diberi warna kuning pada bagian atas agar tidak ditembak.

Masalahnya, ada pula pemberontak yang menggunakan sejumlah tank dan kendaraan rampasan dari militer Libya. Kendaraan yang belum ditandai itulah yang menjadi sasaran pengeboman jet-jet tempur NATO, yang mengira itu adalah konvoi pasukan Khadafi.

Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, hanya menyatakan penyesalan atas jatuhnya korban jiwa. Dia menilai bahwa pasukan koalisi pimpinan NATO saat itu berbuat sebaik mungkin agar tidak sampai menyakiti warga sipil saat melakukan serangan udara atas posisi pasukan Khadafi.

NATO menyatakan hanya menjalankan operasi militer berupa penerapan zona larangan terbang bagi pesawat tempur Libya sekaligus melindungi warga sipil dari serangan pasukan Khadafi. Itu sesuai dengan mandat dari resolusi Dewan Keamanan PBB 1973.

5 Tips Ampuh untuk Hilangkan Lemak Perut yang Bikin Susah Gerak
Ibu menyusui

5 Rekomendasi Makanan untuk Ibu Menyusui Agar ASI Lancar

Menjaga keseimbangan nutrisi dan asupan makanan sangat penting bagi ibu menyusui. Karena kualitas dan kuantitas ASI (Air Susu Ibu) dapat dipengaruhi beberapa faktor.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024