Rakyat Irak Tolak Larangan Merokok

Merokok
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAnews - Parlemen Irak berencana untuk menerapkan larangan merokok secara menyeluruh di seantero negeri. Namun, masyarakat Irak keberatan dengan rencana ini karena merokok adalah salah satu pelarian mereka dari penderitaan yang dialami.

Temuan Survei Indikator: Publik Puas Kinerja Polri Selama Mudik Lebaran 2024

Dilansir dari laman CNN, Kamis, 19 Mei 2011, parlemen Irak tengah menggodok rancangan undang-undang larangan merokok ala Barat. UU yang diperkirakan akan disahkan dalam beberapa minggu ke depan ini akan memaksa warga untuk tidak merokok di jalan dan tempat-tempat umum. UU ini juga akan memuat aturan bagi produsen rokok untuk mencantumkan bahaya merokok di bungkus rokok yang mereka buat.

Saat ini, pelarangan merokok hanya terdapat di gedung parlemen dan bandara di Baghdad. Pelarangan secara menyeluruh belum diterapkan karena parlemen tengah meramu prosedur dan melihat dampak yang akan ditimbulkan akibat penerapan larangan ini.

Puan Bilang Penyusunan RAPBN 2025 Berbasis RPJMN Prabowo-Gibran

Belum lagi diterapkan secara resmi, larangan ini telah mendapatkan banyak penentangan. Alasan utama mereka menentang aturan ini adalah karena merokok adalah pelepasan stress yang efektif di tengah carut-marutnya keamanan Irak.

"Warga Irak telah melalui banyak masa sulit beberapa tahun belakangan, merokok adalah salah satu cara melepaskan rasa sakit," ujar Sami Abed, 54.

Aditya Zoni Digugat Cerai Yasmine Ow

Abed mengatakan masih banyak hal yang perlu dibenahi pemerintah sebelum menerapkan larangan ini. Di antaranya adalah krisis pengangguran, korupsi, kurangnya daya listrik, kurangnya gaji pegawai negeri dan kemacetan.

"Menghisap rokok atau hookah adalah hal termudah yang bisa dilakukan di Irak. Semuanya di sini susah," ujar warga yang lainnya, Abu Ali, 36.

Beberapa pengusaha warung kopi di Irak juga mengeluhkan hal yang sama. Mereka mengatakan bahwa larangan ini dapat mematikan usaha mereka dan membuat mereka semakin sulit.

"Saya mempunyai lima pekerja di warung ini yang bekerja untuk keluarga mereka. Apa yang terjadi jika larangan ini berlaku?" ujar Laith Ahmed, pengusaha warung kopi yang biasa menjual 200 sampai 250 hookah per hari.

Saat ini, penerapan larangan merokok baru berlaku di beberapa tempat saja, sementara itu sebagian besar tempat di Irak belum bebas dari asap rokok. Harga rokok yang murah, sekitar 500 dinar (Rp3671), membuat merokok menjadi alternatif utama untuk melepas lelah dan menghilangkan sebentar ketakutan akibat banyaknya penyerangan teroris.

Anggota parlemen mengatakan bahwa pelarangan ini demi kesehatan dan mereka yakin penerapan larangan secara menyeluruh tidak akan menimbulkan kontroversi.

"Merokok adalah masalah yang sangat genting dan telah membunuh lebih banyak warga Irak ketimbang [akibat serangan] para teroris," ujar al-Bazouni, anggota parlemen Irak yang mendukung UU larangan merokok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya