Aktivis Mesir Protes Tes Keperawanan

Rakyat Mesir merayakan turunnya Mubarak.
Sumber :
  • AP Photo/ Ben Curtis

VIVAnews - Pengakuan seorang jenderal yang membenarkan adanya tes keperawanan terhadap para aktivis wanita menuai kritikan keras. Para aktivis dan blogger di seluruh Mesir pada Rabu, 1 Juni 2011, menyampaikan protes online untuk menyampaikan kemarahan mereka.

BMW Cetak Sejarah Baru di Indonesia

Dilansir dari laman Associated Press, Rabu, 1 Juni 2011, para aktivis dari berbagai kelompok pemuda Mesir menyerukan para pemimpin militer di negara tersebut untuk menyelidiki tindakan yang mereka anggap pelecehan tersebut.

Sebagai bentuk protes lainnya, para pemimpin dari lebih dari 20 kelompok pemuda di Mesir menolak mentah-mentah undangan dari pemerintahan militer Mesir untuk dialog nasional. Dialog yang rencananya akan dilakukan hari ini ditolak lantaran mereka menganggap pelanggaran HAM dan pemberangusan aspirasi masih marak di negara tersebut.

Kemenkominfo Mengadakan Chip In “Periksa Fakta Sederhana”

"Kami tidak bisa menerima dialog ini di tengah masih diadilinya para aktivis di pengadilan militer, pelanggaran dilakukan oleh polisi dan tidak adanya penyelidikan atas hal-hal tersebut," tulis mereka dalam sebuah pernyataan.

Tes keperawanan pertama kali mengemuka setelah demo menurunkan Hosni Mubarak berakhir 9 Maret lalu. Salwa Hosseini, 20, mengaku dia dan 17 perempuan lain lalu dipaksa menjalani tes keperawanan setelah sebelumnya mengalami penyiksaan fisik yang dilakukan oleh tentara. 

Harga Emas Hari Ini 27 April 2024: Emas Antam Kinclong di Akhir Pekan

Sejak itu, tes keperawanan menjadi rahasia umum di Mesir. Tes ini akhirnya dipercayai secara luas setelah seorang jenderal yang menolak disebutkan namanya mengakui adanya tes tersebut.

Menurut dia, tes itu penting dilakukan agar tidak muncul klaim dari perempuan demonstran bahwa mereka telah diperkosa saat ditahan pihak berwajib. 

"Kami tidak ingin mereka berkoar bahwa mereka telah diserang secara seksual atau diperkosa. Maka kami ingin membuktikan apakah mereka memang tidak lagi perawan," kata sang jenderal kepada CNN. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya